JAKARTA–Menyebarnya virus Corona, Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah harus menghemat anggaran guna menangani kasus Covid-19 yang kini mengancam. Untuk itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan mengkaji ulang pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 tahun ini bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Ini dilakukan demi menghemat belanja negara yang dialihkan untuk menangani Covid-19.
Sri mengungkapkan instruksi pemotongan THR dan gaji pegawai negeri sipil (PNS) tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Harapannya, dengan memangkas belanja kementerian dan lembaga ini, pemerintah bisa menghemat sebesar Rp190 triliun.
BACA JUGA: Peneliti Ungkap Bahan Kain Terbaik untuk Masker Demi Tangkal Corona
“Presiden meminta kami membuat kajian untuk pembayaran THR dan gaji ke-13, apakah perlu untuk dipertimbangkan lagi mengingat beban belanja negara yang meningkat,” katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) via teleconference, Jakarta, Senin (6/4/2020).
Sri Mulyani juga memaparkan pertimbangan tersebut menyusul turunnya proyeksi penerimaan negara sebesar 10% dari target APBN 2020 yang sebesar Rp2.233,2 triliun, hanya menjadi Rp1.760,9 triliun.
Penurunan penerimaan negara tersebut utamanya disebabkan oleh berbagai paket stimulus yang digelontorkan pemerintah, baik untuk menjaga kesehatan masyarakat maupun untuk melindungi sektor industri dari terpaan krisis yang semakin dalam.
Sementara, belanja negara terus mengalami peningkatan hingga Rp2.613,8 dari sebelumnya Rp2.504,4 triliun. Peningkatan belanja akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat rentan lewat bantuan sosial, dan juga pemberian insentif bagi tenaga medis yang berjuang di garis depan menghadang Covid-19.
BACA JUGA: 150 Pasien Corona RI yang Sembuh Diyakini Punya Imunitas, Ini Penjelasannya
“Presiden telah menginstruksikan untuk meningkatkan belanja kesehatan Rp75 triliun dan bantuan sosial (bansos) Rp110 triliun, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Rp70 triliun,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Sri Mulyani defisit anggaran akan melebar ke 5,07% dan masih ada kemungkinan meningkat, seiring dengan eskalasi persebaran virus Corona yang terus meningkat di berbagai daerah di Indonesia.
“Ini masih di dalam proses untuk terus kami lakukan penyempurnaan. Ini prediksi berbasis skenario yang dilihat dari asumsi yang dikembangkan. Tiap pekan dan bulan akan terus update outlook yang bergerak dan berubah,” ujarnya. []
SUMBER: ALINEA