AKHLAK dan prilaku Nabi Muhammad ﷺ memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT, untuk dijadikan suri tauladan bagi seluruh aspek kehidupan umat. Termasuk juga ketika makan. Pola makan Rasulullah ternyata banyak menyimpan manfaat.
Termasuk pola makan yang dilakukan oleh Rasulullah, patut untuk kita contoh, mungkin masalah ini tampak sederhana, namun ternyata itu sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh.
Terbukti, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam hanya dua kali mengalami sakit semasa hidupnya. Itu pun bukan karena kesalahannya tidak menjaga kesehatan.
BACA JUGA: Orang Terkuat Menurut Rasulullah SAW
Sakit yang pertama terjadi ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam diberi racun oleh seorang perempuan Yahudi saat berada di Madinah.
Sakit yang kedua terjadi saat Ia akan dijemput malaikat maut menjelang ajalnya. Selebihnya, Rasulullah menjalani hidupnya dengan sehat, kuat dan bugar.
Dokter Zaidul Akbar, praktisi kesehatan yang mempopulerkan Jurus Sehat Rasulullah (JSR) menjelaskan pola makan sehat yang diterapkan oleh Rasulullah.
Pilihan jenis makanan, porsi hingga waktu santap makanan memberikan pengaruh besar pada kesehatan tubuh. Lewat akun instagramnya, dr. Zaidul Akbar beberapa kali mengungkap pola makan sehat ala Rasulullah.
1- Pola Makan Rasulullah: Puasa sunah
Selain puasa wajib, dr. Zaidul juga menganjurkan puasa sunah. Puasa yang dilakukan secara rutin ini bukan berarti mendzolimi tubuh, justru menjadi cara untuk memaksimalkan fungsi organ pencernaan.
“Kuncinya ada di pencernaan. Dengan puasa, makan asupan yang bernutrisi, dan melakukan kegiatan positif maka tubuh lebih sehat serta bisa beribadah dengan baik. Puasa juga membatasi asupan yang memungkinkan hati menjadi lebih bersih, sehingga bisa menerima hal-hal positif dari lingkingan sekitar. Jangan lupa, puasa juga sudah terbukti baik untuk kesehatan,” kata dr. Zaidul.
2- Pola Makan Rasulullah: Makan yang halal dan thayib
Selain makanan yang halal, dr. Zaidul Akbar juga menganjurkan untuk mengonsummsi banyak sayur dan buah. Ia mengatakan daripada makan nasi, lebih baik perbanyak asupan kaya serat. Jenis sayuran dan buahnya tidaklah terbatas, artinya bisa memilih aneka jenis sayuran dan buah apa saja.
“Sekarang saya sudah jarang makan nasi yang diganti sayur dan buah. Dalam sayur dan buah ada karbohidrat juga, sama seperti dalam nasi. Tapi kandungan gula sayur dan buah tidak setinggi nasi. Sayur dan buah bisa dijadikan menu utama setiap hari,” papar dr Zaidul.
BACA JUGA: Bagaimana Kebijakan Fiskal pada Masa Rasulullah?
3- Pola Makan Rasulullah: Perbanyak konsumsi kurma
Dalam beberapa kesempatan dr. Zaidul sering menganjurkan agar banyak mengonsumsi rimpang, madu dan kurma. Ketiga bahan ini memang sederhana tapi memiliki khasiat yang istimewa.
Dalam satu kajian yang membahas kurma, dr. Zaidul mengatakan kurma adalah makanan terbaik untuk pencernaan manusia.
“Kurma menstimulus antioksidan yang ada di dalam tubuh manusia. Jika dikonsumsi secara rutin maka kurma bisa membuat awet muda. Nabi Muhammad bahkan pernah mencontohkan satu bulan penuh tidak makan apapun kecuali minum air dan makan kurma,” ujar dr. Zaidul.
4- Pola Makan Rasulullah: Kurangi konsumsi gula, garam dan lemak
Terlalu banyak minyak yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi akar masalah berbagai penyakit, salah satunya kolesterol. Terlalu banyak konsumsi gula dan garam yang berlebihan juga jadi salah satu faktor timbulnya berbagai penyakit.
“Saat ini kita tak terbiasa lagi mengkonsumsi vitamin, mineral, dan nutrisi lain karena yang dimakan tiap hari adalah sampah. Kita makan tiap hari untuk nafsu dan keinginan bukan kebutuhan. Inilah yang bikin orang sekarang banyak yang gemuk atau sakit karena makanan. Karena itu, langkah pertama adalah mampu mengendalikan nafsu makan,” jelas dr Zaidul.
BACA JUGA: Karena Memberi Makan Rasulullah ﷺ
5- Pola Makan Rasulullah: Berhenti makan sebelum kenyang
Kita mungkin pernah mendengar anjuran dari Nabi Muhammad yaitu ‘Mulai makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang’. Hal ini bukanlah omong kosong belaka.
Menurut dr. Zaidul, makan bagi orang muslim bukanlah untuk mendapatkan rasa kenyang melainkan agar kuat beribadah. Jadi intinya jangan makan berlebihan karena jika sudah terlalu kenyang maka akan menghambat aktivitas ibadah.
“Berhenti makan sebelum kenyang, saya menggunakan konsep nabi yang simpel karena ‘Tidak ada bencana yang lebih buruk dari perut manusia’. Kalau dia ingin makan berlebih maka jadikan sepertiga untuk makan sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk udara,” ujarnya. []