INDIA—POLISI India dilaporkan telah melarang warga Kashmir melakukan shalat Jumat pada Jumat (7/7/2017). Larangan ini datang untuk menghadapi peringatan setahun kematian komandan pejuang Burhan Wani dan seruan aksi mogok massal rakyat Muslim Kashmir. Polisi melarang penyelengaraan shalat Jumat di beberapa masjid jami di Srinagar dan Pulwama, Kashmir Reader melaporkan pada Sabtu (8/7/2017).
Sehari menjelang 8 Juli, tanggal di mana Burhan dibunuh oleh polisi India tahun 2016 lalu, pihak berwenang menutup semua rute yang menuju ke masjid jami di Nowhatta dan melarang orang-orang melakukan shalat Jumat berjemaah.
Shalat berjemaah juga tidak diperbolehkan di beberapa masjid di Tral, kampung halaman Burhan.
Akibatnya, bentrokan antara pemuda Kashmir dan pasukan kepolisian India pecah di beberapa wilayah di distrik Anantnag, Pulwama dan Bandipora.
Di Srinagar, polisi menahan atau menempatkan beberapa pemimpin pro-kebebasan, termasuk Ketua Konferensi Hurriyat (G) Syed Ali Geelani dan Hurriyat (M) Mirwaiz Umar Farooq dalam tahanan rumah.
Di Anantnag, setelah shalat Jumat, para pemuda turun ke jalan di alun-alun Mattan Chowk dan melemparkan batu ke arah polisi pemerintah. Bentrokan kecil setelah shalat Jumat juga terjadi di beberapa daerah.
Saksi mata mengatakan bahwa pembatasan salah berjemaah di masjid-masjid Tral diberlakukan sepanjang hari. Namun, segera setelah salat Jumat, bentrokan meletus di Haal, Tawab dan alun-alun utama di kota Pulwama.
Pasukan menggunakan tembakan gas air mata untuk membubarkan para pelempar batu di daerah-daerah tersebut.
Sebelumnya, polisi juga membatasi layanan internet di Kashmir sebelum, saat dan setelah peringatan setahun kematian Burhan.
Kematian Burhan menjadi pemicu terjadinya pemberontakan rakyat terhadap pemerintah India. Hampir seratus warga sipil tewas oleh polisi selama bentrokan. []