MOSCOW– Polisi Rusia menangkap puluhan peserta aksi solidaritas untuk Rohingya. Jumlah peserta aksi yang digiring ke mobil tahanan diperkirakan hampir 100 dari 200 peserta.
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh Pemerintah Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya telah menarik berhatian masyarakat dunia. Kekerasan kembali pecah pada akhir Agustus lalu, setelah militer Myanmar menyerbu perkampungan Muslim Rohingya di Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung.
PBB memperkirakan korban tewas mencapai 1.000 orang lebih. Sedangkan 300 ribu lainnya terpaksa melarikan diri ke perbatasan Bangladesh, menghindari serbuan militer.
Dalam aksinya, para peserta mengecam kekerasan yang dilakukan oleh Otoritas Myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya. Aksi ini digelar di lapangan St Petersburg, Ahad (10/09/2017) kemarin seperti dilansir AFP
“Saudarak kami ditahan! Mengapa Muslim selalu disalahkan, mengapa mereka menahan kami?” teriak seorang peserta aksi.
“Mengapa kami tidak bisa mengekspresikan diri? Kami khawatir dengan apa yang terjadi pada saudara-saudara kami di Myanmar,” ungkap peserta aksi lainnya bernama Makhmud.[]