YOGYAKARTA—Begal payudara dilaporkan masih berkeliaran di Yogyakarta. Sebelumnya pada Oktober lalu pelaku pelecehan seksual terhadap turis asing di Yogyakarta belum tertangkap.
Alasannya polisi kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku. Meski demikian, polisi berjanji akan terus mengusut dan tidak akan menutup kasus ini.
BACA JUGA: 108 PNS Yogyakarta Idap HIV/AIDS, Sekda: Mungkin karena Perjalanan Dinas
“Oh nggak ditutup, nggak mungkin kita (menutup kasus) karena minimnya alat bukti,” ujar Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, Selasa (4/12/2018).
Menurutnya, dalam menangani sebuah kasus sudah biasa aparat kepolisian terkendala minimnya alat bukti. Namun bukan berarti kendala tersebut menjadi alasan polisi untuk menghentikan pengusutan perkara.
“Jadi begini, seandainya si pelaku ini mengulangi lagi perbuatannya dan kemudian perbuatan kedua tertangkap, nah apabila terbukti bahwa kejadian yang pertama juga dia pelakunya, itu dalam aturan pidana ada namanya pemberatan,” tuturnya.
“Jadi intinya kita tidak pernah menutup kasus ini, bahkan kita ibaratnya tetap menunggu, mencari alat-alat bukti yang membuat terang perkara ini. Meski ya kita harapkan si pelaku ini tidak mengulangi lagi perbuatannya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Datang dari Yogyakarta, ini Harapan Remaja Putri yang Ikut Reuni 212 di Jakarta
Namun dalam kasus pelecehan seksual tidak menutup kemungkinan pelaku mengulangi perbuatannya.
“(Kalau) Mengulangi lagi perbuatan ini, ya insyaallah lah, yang namanya pepatah itu kan sepandai-pandai tupai melompat, sesekali jatuh juga,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang turis asing menjadi korban pelecehan seksual saat berjalan di Jalan Prawirotaman No 1 Kota Yogyakarta, Rabu (4/11/2018) lalu. Kejadian ini viral di medsos lalu diusut polisi, namun hingga kini pelaku tak kunjung tertangkap. []
SUMBER: DETIK