POLITIKUS Partai NasDem, Bestari Barus, menyanggah kesimpulan mantan rekan separtainya, Zulfan Lindan. Bila Zulfan dulu menyatakan Anies Baswedan adalah antitesis Jokowi, maka kini Bestari Barus menyatakan itu adalah kesimpulan yang sesat!
Ini dikemukakannya dalam diskusi Adu Perspektif x Total Politik bertema ‘Adu Kuat Ganjar, Anies, Prabowo, di Mana Jokowi?’, Kamis (20/7/2023).
“Seribu orang boleh mengatakan bahwa Anies adalah antitesis Pak Jokowi, tetapi Anies sendiri dan Pak Jokowi sendiri tidak pernah mengatakan itu. Apakah kita lebih tahu apa yang ada di pikiran Pak Jokowi dan apa yang ada di pikiran Anies?” ujar Bestari Barus di samping Zulfan Lindan.
Bestari yang merupakan mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini menyatakan Anies tatkala masih menjadi Gubernur DKI Jakarta sering berkunjung ke Istana Kepresidenan untuk menemui Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Surya Paloh Ungkap Presiden Jokowi Sempat Tanya soal Cawapres Anies
NasDem dan kemudian koalisi pendukung Anies mengusung jargon perubahan. Gerakan perubahan bukan berarti adalah antitesis dari pemerintahan Jokowi saat ini. Perubahan yang diusahakan adalah perubahan untuk menjadi lebih baik. Menurut Bestari, itu bukan antitesis.
“Mengatakan perubahan untk menjadi lebih baik pun itu bisa haram, bisa jadi antitesis. Nah, itu sesat pikir,” ujar Bestari.
Bahkan, kata Bestari, Surya Paloh pernah menyatakan bakal mendukung Jokowi menjabat Presiden RI tiga periode bila konstitusi menungkinkan. Namun karena konstitusi tidak memungkinkan, maka NasDem akan melibatkan Jokowi dalam periode kepempimpinan yang akan diemban orang lain setelah Jokowi.
“Masa itu antitesis sih? Nasdem Antitesis?” kata Bestari Barus. []
SUMBER: DETIK