TANYA: Mengapa posisi tangan saat berdoa tidak boleh lebih tinggi daripada kepala?
Jawab:
Hal ini terkait dengan konsep tawakal dalam Islam. Berdoa merupakan salah satu bentuk kepasrahan hamba terhadap Tuhannya.
Posisi tangan saat berdoa juga berkaitan erat dengan adab. Syekh Ahmad Kutty –dosen senior dan sarjana Islam di Institut Islam Toronto , Ontario, Kanada–sebagaimana dikutip dari About Islam, menjelaskan, “Kita tidak diperbolehkan untuk menunjuk kepada Allah seolah-olah Dia berada di setiap arah yang gamblang.”
BACA JUGA: 6 Adab Doa Meminta Keturunan yang Dicontohkan Nabi Zakaria
Oleh karena itu Rasulullah ﷺ melarang perbuatan tersebut. Tetapi jika seseorang, tidak menyadari larangan ini, melakukannya dengan tidak sengaja, dia dimaafkan, karena Allah tidak akan meminta pertanggungjawaban umat Nya untuk kesalahan dan pelanggaran yang tidak disengaja.
Namun, kesalahan apa pun yang telah dilakukan di masa lalu, tetap harus mohon ampun kepada Allah. Dia Mahapengampun jika dengan tulus bertaubat kepada-Nya.
Allah berfirman dalam surat At Taubah ayat 104:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(nya), dan bahwa Allah Mahapenerima Taubat, Mahapenyayang?” (QS At Taubah: 104)
Dalam shalat, umat Islam diperintahkan untuk melihat ke tempat meletakkan dahi atau tempat sujud. Ini karena fakta bahwa postur seperti itu paling kondusif untuk perasaan kerendahan hati yang sejati saat berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Itu juga dapat membantu untuk lebih fokus dalam doa.
BACA JUGA: Cara Meruqyah Diri Sendiri dengan Bacaan Doa dan Ayat Al-Quran, Begini
Rasulullah ﷺ melarang seseorang yang memposisikan tangan melebihi kepala ketika berdoa (membentang ke atas melebihi kepala). Apalagi jika orang tersebut menggerak-gerakan jari telunjuknya ketika berdoa sebagai isyarat kepada Allah SWT. Perbuatan tersebut tidak diperkenankan Rasulullah ﷺ.
Keterangan ini dapat ditemukan dalam kitab Wasiyat Al-Musthafa berisi wasiat-wasiat Rasulullah ﷺ kepada sahabat Ali bin Abi Thalib yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi’i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani.
يَا عَلِيُّ، إِذَا دَعَوْتَ فَابْسُطْ يَدَكَ حَذْ وَصَدْرِكَ وَلَا تَرْفَعُهَا فَوْقَ رَأْسِكَ وَتُشِيْرُ إِلَى اللهِ بِسَبَابَتِكَ الْيُمْنَى
“Wahai Ali, jika engkau berdoa maka bentangkan lah tanganmu selurus dengan dadamu, dan jangan engkau mengangkat tanganmu lebih atas dari kepalamu dan berisyarat (menunjuk-nunjuk) kepada Allah dengan jari telunjuk kananmu.“ []
SUMBER: ABOUT ISLAM