ADA orang yang banyak sedekah tapi shalat malamnya malas.
Ada orang yang kencang tahajjudnya, tapi sedekahnya susah bukan main.
Ada orang yang rajin bukan main untuk taklim, tapi tilawahnya jarang sekali.
Ada yang tilawahnya semangat sekali, tapi susah sekali untuk shaum sunnah.
Dan lain-lain…
Mengapa begitu?
1. Jarang ada orang yang hebat di semua cabang ibadah. Seringnya hebat pada suatu ibadah, tapi lemah pada ibadah lainnya. Maka, teruslah pertahankan kebaikan yang sudah ada.
BACA JUGA:Â Roti Buatan Ibu
2. Karena potensi kita memang terbatas, kecenderungan kita juga berbeda-beda, tidak bisa diseragamkan.
Makanya pintu surga itu macam-macam, ada pintu shalat bagi yang ahli shalat, ada pintu sedekah bagi yang ahli sedekah, ada pintu ar-Rayyan bagi yang ahli shaum. Allah Maha Tahu…
Ibnu Mas’ud pernah ditanya, “Kenapa jarang shaum sunnah?” Kata beliau, “Saya kalau shaum jadi loyo tilawahnya, padahal tilawah adalah ibadah yang paling aku cintai. Jadi, beliau fokus pada tilawahnya karena memang disitu potensi beliau.
Imam Malik ketika diajak ‘uzlah (menyepi dan fokus pada ibadah mahdhah) dengan meninggalkan kesibukan mengajar oleh Abdullah al-‘Umari, beliau jawab, “Allah membagi-bagikan amalan shalih kepada setiap orang seperti membagi-bagikan rezeki.
https://www.youtube.com/watch?v=FNzH-zA4vcc&t=99s
“Betapa banyak orang yang dimudahkan shalat tapi susah shaum, betapa banyak yang dimudahkan bersedekah tapi shaumnya jarang, bagiku menyebarkan ilmu adalah sebaik-baik amalan shalih, aku ridha atas kemudahan yang Allah berikan ini.
BACA JUGA:Â Â Membiarkan Orang Lain Menolong Kita
“Dan aku tidak merasa bahwa apa yang aku lakukan ini di bawah ibadah yang kamu lakukan. Aku berharap setiap kita dalam kebaikan dan ketaatan.”
Yang patut disesali itu jika kita tidak tahu potensi ibadah kita atau sudah tahu tapi malas mengerjakannya. Lalu, melalui pintu surga mana kita akan masuk? []