AMERIKA SERIKAT–Sebanyak 109 tentara Amerika Serikat (AS) mengalami gegar otak akibat serangan rudal Iran di Irak pada awal Januari lalu. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya yang dilaporkan mencapai 64 orang.
Menurut Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) ratusan prajurit itu mengalami trauma ringan usai serangan rudal Iran tersebut.
BACA JUGA: Jerry D Gray, Mantan Tentara Amerika, Masuk Islam Setelah Bertugas di Saudi
Dilansir Associated Press, Selasa (11/2/2020), Pentagon menyatakan 76 serdadu yang sempat mengalami gegar otak sudah kembali bertugas. Sedangkan 26 orang sedang berada di Jerman dan AS untuk menjalani pemulihan.
Tujuh serdadu lainnya dalam perjalanan menuju Jerman untuk pengobatan dan pemeriksaan.
“Setelah dirawat, sekitar 70 persen tentara yang didiagnosa (gegar otak) sudah kembali bertugas. Kami akan terus melanjutkan evaluasi kondisi fisik dan mental para prajurit,” kata Sekretaris Pers Pentagon, Alyssa Farah, dalam jumpa pers, Senin (10/2/2020).
BACA JUGA: Laporan: Di 2018, Tentara AS Jatuhkan banyak Bom ke Afghanistan
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Mark Milley, dalam beberapa kasus gejala gegar otak akibat terkadang belum bisa terdeteksi dalam jangka satu atau dua tahun. Dia menyatakan Angkatan Darat saat ini tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk diagnosa dan menyiapkan terapi bagi para prajurit.
Menurut Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, mereka saat ini tengah mempelajari cara untuk mencegah gegar otak yang dialami tentara saat bertempur. []
SUMBER: CNN