TURKI—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan telah membahas meningkatnya ketegangan di Yerusalem dengan presiden Palestina dan Israel. Langkah ini dilakukan menyusul semakin ketatnya penjagaan Israel terhadap warga Palestina yang ingin masuk ke Masjid Al-Aqsha. Bahkan warga harus melewati detektor logam sebelum masuk, Palestinechronicle melaporkan pada Jumat (21/7/2017)
Erdogan telah menelepon Presiden Mahmud Abbas pada Kamis (20/7/2017) pagi. Keterangan disampaikan sumber dari kantor presiden Turki dan menyatakan keprihatinannya atas kondisi Palestina.
“Setiap pembatasan terhadap umat Islam yang memasuki Masjid Al-Aqsha tak bisa diterima. Perlindungan terhadap kesucian Al-Quds (Yerusalem) dan Al-Haram al-Syarif (Kompleks Masjid Al-Aqsha) penting bagi seluruh umat Islam dunia,” ungkap Erdogan.
Israel telah menutup kompleks Al-Aqsha pada Jumat (14/7/2017) pekan lalu dan melarang shalat Jumat untuk pertama kalinya selama hampir 50 tahun yang lalu. Tindakan ini menyusul aksi baku tembak pekan sebelumnya yang menyebabkan tiga warga Palestina dan dua polisi Israel tewas di dekat lokasi suci di Yerusalem Timur.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa selama panggilan telepon tersebut, Abbas meminta Erdogan membujuk AS untuk bisa memberi tekanan pada Israel, sehingga mundur dari pembatasan terakhirnya di Masjid Al-Aqsa.
Erdogan kemudian memanggil Presiden Israel Reuven Rivlin dan menyatakan penyesalan atas hilangnya nyawa selama insiden tersebut. []