ANKARA–Saat upacara peringatan Hari Kudeta yang digelar di depan gedung parlemen, Ahad (16/7/2017), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji negaranya yang telah meraih kemenangan dalam menghadapi pengkhianatan.
Menurut Erdogan, pengkhiatan itu telah disusun selama 40 tahun lamanya. Namun, berkat usaha bersama, Turki bisa menggagalkan rencana pengkhiatan terhadap negara itu kurang dari 20 jam.
Fethullah Terrorist Organizations (FeTO) diklaim sebagai dalang dari aksi kudeta tersebut dengan pimpinan seorang ulama yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gulen.
Akibatnya, 250 orang tewas dan 2.200 orang lainnya luka-luka dalam hari bersejarah tersebut.
Kudeta Turki itu terjadi pada malam hari, tepatnya tanggal 15 Juli 2016. Mulanya komplotan pendukung kudeta di Istanbul menggunakan tank militer untuk menutup jembatan Bosphorus.
Jembatan itu diganti oleh para pemberontak menjadi Jembatan Syuhada. Kemudian pesawat-pesawat tempur terbang di ketinggian rendah di langit Istanbul dan Ankara.
Gedung Parlemen Turki –yang saat ini dijadikan sebagai lokasi upacara peringatan Hari Kudeta– di bom pasukan FeTO. Markas besar polisi dan Gedung Badan Intelijen Turki pun menjadi sasaran empuk pesawat-pesawat tempur.
“Apakah bangsaku menggunakan senjata? Apakah bangsaku berbaris melawan para pengkhianat itu dengan senjata dengan tangan mereka? Bangsaku berbaris dengan membawa iman dan bendera mereka. Tidak ada contoh lain mengenai ini. Tidak ada bangsa lain yang akan menghentikan peluru dengan dada mereka. Tidak ada bangsa lain yang akan menghentikan tank dengan pukulan mereka,” tutur Erdogan, seperti dilansir Anadolu, Ahad (16/7/2017).
Erdogan juga mengecam Ketua Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu yang menjadi oposisi utama pemerintah karena mengatakan bahwa kudeta itu merupakan kudeta yang terawasi.
“Sebutan serangan mematikan ini sebagai sebuah ‘kudeta yang terawasi’ tentunya menimbulkan ketidaknyamanan. Apakah Anda ingin proses ini dilanjutkan seperti ini?” kata Erdogan.
Erdogan menyebut aksi kudeta bertujuan untuk menghancurkan negara dan peradaban, serta memperbudak negara.
Kilicdaroglu berulang kali mengklaim, pemerintah memiliki informasi awal tentang rencana kudeta namun tidak melakukan apapun untuk mencegahnya.
Setelah kudeta yang gagal itu, puluhan ribu tersangka yang berafiliasi FETO telah ditangkap, termasuk banyak dari mereka dari militer, polisi, sistem peradilan, sektor pendidikan, dan bisnis.
Erdogan mencatat, Dewan Keamanan Nasional akan membahas perpanjangan keadaan darurat saat ini. []