SETELAH beberapa lama Rasulullah tinggal di Madinah selepas hijrah. Suatu ketika setlah melaksanakan shalat di Masjid Nabawi, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, berbagi sapa dan berbincang-bincang dengan para sahabat tentang pelbagai hal.
Tiba-tiba, ketika mereka sedang asyik berbincang, seorang pria dengan mengenakan busana putih kemilau dan berambut hitam pekat muncul dan langsung menghadap Rasulullah SAW. Setelah mengucapkan salam, pria yang tidak dikenal itu langsung menyandarkan lututnya di lutut beliau dan meletakkan tangannya di atas paha beliau seraya bertanya, “Wahai Muhammad! Apakah iman itu?”
BACA JUGA: Ketika Malaikat Jibril Datang ke Majelis Nabi dan Sahabat
“Iman,” jawab Rasulullah SAW masih agak kaget, “adalah percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Kebangkitan, dan kepastian dari Tuhan, yang baik atau yang buruk!”
“Apakah Islam itu?” tanya pria itu lebih lanjut tanpa memberi kesempatan kepada Rasulullah Saw untuk bertanya tentang jati diri pria itu.
“Islam ialah menyembah Allah tanpa menyekutukan sesuatu dengan-Nya, melaksanakan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji bagi yang mampu!” jawab beliau.
“Apakah ihsan itu?” tanya pria itu lagi.
“Ihsan ialah engkau beribadah kepada Allah seakan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu seperti itu, mantapkanlah hatimu bahwa Allah melihatmu,” jawab Rasulullah Saw dengan cerdas dan tangkas.
“Kapan hari kiamat terjadi?” tanya pria itu masih belum puas.
“Orang yang ditanya tentang hari kiamat tidak lebih tahu ketimbang penanyanya. Tetapi, aku hanya akan memberi tahukan kepadamu tentang tanda-tandanya saja: apabila ada hamba sahaya perempuan yang melahirkan majikan-nya dan apabila ada para penggembala unta-unta hitam yang berlomba mendirikan gedung-gedung nan megah. Hari kiamat adalah satu dari lima hal yang tak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah!” papar Rasulullah Saw. Selepas menjawab pertanyaan, Rasulullah Saw berhenti berbicara sejenak.
Lantas, beliau membaca ayat Al-Quran, ‘Sungguh, hanya Allah lah yang tahu tentang hari kiamat. Dialah yang menurunkan hujan dan yang mengetahui apa yang ada di dalam kandungan. Tak seorang pun tahu apa yang akan diperolehnya besok hari, dan tak seorang pun tahu di negeri mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.’ (QS. Luqman: 34).”
BACA JUGA: Ketika Ali bin Abi Thalib Bertemu Malaikat Jibril dan Mikail
Tak lama selepas itu, pria itu memohon diri. Belum lama pria itu berlalu, Rasulullah meminta para sahabat untuk memanggil kembali pria itu.
Para sahabat langsung bergegas menyusul pria asing itu dan berusaha memanggilnya, tetapi para sahabat tidak mengetahui karena pria itu tiba-tiba menghilang.
Para sahabat langsung melapor kepada Rasulullah. Menerima laporan mereka, beliau pun berkata, “Pria tadi adalah Jibril! Dia datang untuk mengajarkan agama kepada umat manusia!” Pria asing yang sebenarnya bermaksud memberikan pengajaran kepada kaum Muslim tentang iman, islam, dan ihsan itu ternyata adalah Jibril. []
Sumber: Mutiara Akhlak Rasulullah SAW/ Penulis: Ahmad Rofi’ Usmani/ Penerbit: Mizan/ Maret, 2006