CIANJUR–Seorang pria berinisisal SAS (32), warga Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan, hidup dalam pasungan selama 2 tahun terakhir dengan kedua kakinya dijepit balok kayu. Menurut keluarga, mereka terpaksa melakukan hal tersebut karena SAS sering mengamuk.
SAS dilepas dari pasungan setelah tim sosial dari Istana Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) bersama petugas Puskesmas dan warga setempat melakukan pembebasan pada Sabtu (19/10/2109) lalu.
BACA JUGA: Pemuda, Keluargamu Harta yang Paling Berharga
“Kami mendapat laporan ada warga yang hidup terpasung, alasan keluarga karena pria berinisial SAS itu kerap mengamuk dan merusak. Kemarin kita bebaskan, kita bawa dengan balok pasungan ke panti,” kata Nurhamid Karnaatmaja (56), pengelola Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Istana KSJ, Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/10/2019) pagi.
Berdasarkan pengalamannya berkecimpungan di dunia penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), SAS diduga mewarisi faktor genetik dari keluarganya karena salah seorang kakaknya juga mengalami gangguan kejiwaan. Alasan kasih sayang agar tidak merusak dan menyakiti dirinya membuat SAS terpaksa dipasung keluarga.
“Diketahui pemuda itu mengalami gangguan jiwa sejak lulus SMP, terkait pemicunya masih saya observasi. Namun dugaan kuat karena genetik, faktor ketidaktahuan dan alasan keluarga membuat pemuda itu terpaksa dipasung. Keterangan yang kita peroleh dia ini belum sekalipun mendapat penanganan secara medis,” lanjutnya.
Kediaman SAS yang dipasung keluarganya cukup terpencil, sekitar 180 kilometer dari pusat Kota Cianjur. Saat dibebaskan tim, kondisi SAS terlihat terurus meskipun rambutnya dibiarkan panjang dan tergerai.
BACA JUGA: Doa Rasulullah untuk Keluarga Nusaibah
“Ada anggapan penderita ODGJ ini kena guna-guna, penyakit supranatural dan hal mistis lainnya. Tapi ini bukan kesalahan siapa-siapa, ini kesalahan kami yang kurang melakukan sosialisasi. Kalau saya salahin pihak lain, takutnya malah kami nanti yang disalahin,” ujar Nurhamid seraya tertawa.
Saat ini kondisi SAS sudah berada di Panti Istana KSJ di Kecamatan Cipanas. “Penanganan cukup dengan senyuman, komunikasi ia sudah mau kita mandikan. Tinggal tersisa rambutnya masih gondrong. Saat kita evakuasi kemarin juga tidak ada perlawanan, niat kita memanusiakan manusia, kita berikan perlakuan layak. Sejauh ini dia tidak mengamuk, sudah bergaul dengan penghuni panti lainnya,” tandas dia. []
SUMBER: DETIK