OREGON – Jeremy Christian, pria yang membunuh dua orang di kereta Portland, Oregon tak sedikit pun menunjukkan tanda penyesalan dalam persidangan kasus yang menjerat dirinya.
“Kalian sebut ini terorisme, sedangkan aku sebut ini nasionalisme. Kebebasan berekspresi atau kematian di Portland, tidak ada tempat aman bagi kalian,” ujarnya seperti dikutip dari Arabi21, Rabu (31/05/2017) kemarin.
Sebelumnya, pria AS tersebut pada Jum’at lalu melecehkan dua wanita yang salah satunya diketahui sebagai muslimah dengan kata-kata rasis.
“Matilah musuh-musuh AS. Di sini Amerika, jika kamu tidak suka dengan kebebesan berekspresi, enyahlah dari sini,” katanya dengan berteriak.
Mendengar umpatan itu, keduanya pun menghindar menuju ujung gerbong, dan diikuti oleh Christian. Lalu muncul tiga orang pria untuk menghentikan Christian. Namun, pria 35 tahun itu membawa pisau dan langsung menusukkanya ke ketiga pria tersebut. Dua dari mereka akhirnya tewas, dan satunya mengalami luka tusukan.
Dewan Hubungan Amerika-Islam, CAIR, mengatakan, bahwa insiden anti-Muslim telah meningkat lebih dari 50% di Amerika Serikat antara tahun 2015 dan 2016. Peningkatan terutama setelah pernyataan Presiden Donald Trump terkait pelarangan imigrasi terhadap negara mayoritas Muslim di AS.[]