AMSTERDAM–Pemerintah tengah mempromosikan Islam Indonesia atau Islam Nusantara kepada dunia. Islam Nusantara dinilai bisa menjadi contoh baik dari bentuk artikulasi pengamalan Islam secara empiris sebagai produk dialektika antara agama Islam dan budaya lokal Indonesia.
Dalam kerangka itu, program beasiswa pendidikan dinilai strategis dalam upaya mempromosikan Islam Nusantara ke dunia. Penilaian ini disampaikan oleh Adib Abdushomad saat memberikan kuliah umum di Vrije Universiteit, Amsterdam Belanda, dikutip dari Kemenag, Senin (27/03/2017).
“Pemerintah Indonesia sedang terus berupaya memberi perhatian lebih bagaimana mempromosikan Islam Nusantara melalui pendidikan dan beasiswa luar negeri. Islam Nusantara dapat menjadi salah satu kriteria program beasiswa,” kata Adib Abdushomad yang sehari-hari bertugas di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendis Kemenag.
Selain beasiswa, lanjut dia, dukungan juga perlu diberikan kepada muslim moderat. Salah satu bentuk dukungan itu adalah dengan menciptakan lingkungan dan kurikulum pendidikan agama yang moderat, baik di perguruan tinggi umum maupun agama.
“Muslim Indonesia harus menjadi duta muslim yang baik dalam implementasi Islam rahmatan lil alamin. Sebab, orang cenderung menilai Islam dengan muslim,” ujar Adib yang alumni Universitas Flinders dan mantan Katib Syuriah PCINU Australia.
Dalam kaitan itu, Adib menjelaskan signifikansi kebijakan Kementerian Agama yang menggulirkan program beasiswa 5000 doktor. Program yang dirilis Presiden Joko Widodo pada Desember 2014 lalu ini amat strategis dalam memperkuat muslim moderat di Indonesia.
Program tersebut juga dinilai relevan seiring keberadaan organisasi Muslim seperti NU dan Muhammadiyah yang juga berkontribusi besar dalam memperkuat moderat muslim Indonesia melalui pendidikan yang mereka kembangkan.
Ke depan, ia menilai Kemenag dan Kemendikbud perlu meningkatkan sinergi dalam mengembangkan pesantren untuk mendukung studi Islam di perguruan tinggi umum.
Selain itu, penguatan jaringan dan kolaborasi semua pihak untuk mempromosikan Islam Nusantara dalam budaya, program sosial, dan pendidikan juga perlu terus digalakkan.
Dalam memaparkan makalah bertajuk “Building Sustainable Future of Islam Nusantara Through Education“, Adib didampingi Staf Khusus Menteri Agama Hadi Rahman.
Indonesianis yang juga Guru Besar Utrecht University, Karel Steenbrink, hadir pula dalam kuliah yang dihadiri peserta sejumlah negara.
Kuliah umum itu merupakan bagian dari kegiatan Konferensi Internasional Islam Nusantara yang digelar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda. []