PALESTINA—Kementerian Pendidikan Palestina dilaporkan telah mengumumkan aksi ‘mogok massal’ pada Kamis (7/12/2017). Aksi ini bertujuan untuk memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut laporan Palinfo, kementerian tersebut menyatakan bahwa aksi pemogokan juga dilakukan di wilayah-wilayah pendudukan Palestina, tak lama setelah keputusan Trump dibacakan secara resmi.
Kementerian pendidikan meminta para guru dan siswa untuk mengambil bagian dalam demonstrasi besar di Tepi Barat, Yerrusalem dan Jalur Gaza yang diblokade.
Dalam sebuah pidato di Washington, Trump mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke kota suci umat Islam tersebut. Sontak, Muslim Arab dan seluruh dunia mengutuk keputusan Trump dan menyebutnya sebagai tindakan membakar amarah dan yang akan memicu konflik dan meningkatkan kekerasan di seluruh wilayah.
Dengan mengakui klaim Israel ke Yerusalem, Trump berpihak pada Israel mengenai isu yang paling sensitif dalam konflik tersebut.
Kantor berita internasional mengatakan bahwa langkah Trump yang “Menyedihkan dan tidak dapat diterima” ini menandai mundurnya AS sebagai sponsor proses perdamaian.
Ribuan orang berkumpul pada hari Rabu di seluruh Palestina dan dunia menentang pengumuman tersebut, membakar bendera AS dan Israel serta gambar Trump dan Netanyahu.
Kelompok perjuangan Hamas memperingatkan bahwa Trump telah membuka “Gerbang neraka di Palestina.” []