HANYA tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah. Di mana bulan tersebut memiliki keistimewaannya tersendiri. Pada bulan ini, biasanya kebanyakan umat muslim melaksanakan puasa sunnah selama sembilan hari, menjelang Idul Adha. Sebab, mereka yakin bahwa puasa di hari-hari itu akan memperoleh keutamaan tersendiri.
Tetapi, ada sebuah riwayat dari ‘Aisyah yang menyebutkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali,” (HR. Muslim no. 1176). Sehingga, ada yang mengira bahwa Rasulullah ﷺ tidak melaksanakan puasa awal Dzulhijjah. Benarkah demikian?
Dikutip dari rumahsyo.com bahwa mengenai riwayat di atas, para ulama memiliki beberapa penjelasan.
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Nabi ﷺ meninggalkan puasa ketika itu –padahal beliau suka melakukannya- karena khawatir umatnya menganggap puasa tersebut wajib,” (Fathul Bari, 3: 390, Mawqi’ Al Islam).
Imam Ahmad bin Hambal menjelaskan bahwa ada riwayat yang menyebutkan hal yang berbeda dengan riwayat ‘Aisyah di atas. Lantas beliau menyebutkan riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi ﷺ tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah.
Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika ada pertentangan antara perkataan ‘Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi ﷺ tidak pernah berpuasa sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshoh yang menyatakan bahwa beliau malah tidak pernah meninggalkan puasa sembilan hari Dzulhijah. Maka yang dimenangkan adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijah.
Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi ﷺ tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshoh adalah Nabi ﷺ berpuasa di mayoritas hari yang ada. Jadi, hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di sebagian hari lainnya (Latho-if Al Ma’arif, hal. 459-460). []