“Ummi, ada temen Aku kata nya dia makan tahu tapi nggak ngaku,” celoteh adik.
“Apa iya, adik tahu darimana?” ujar saya.
“Tadi Aku denger ceritanya,” imbuhnya.
Saya coba pahami, maksud adik ada temen nya makan tahu saat Puasa tapi ke semua orang dia ngaku puasa, nyatanya satu buah tahu hilang dari meja.
Beberapa orangtua, memaklumi hal ini, toh anak itu masih kecil usia nya baru 7 tahun, beberapa orang dewasa bahkan jauh lebih parah.
Namun, bagi kami, itu sebuah tanda, ada yang terlewat pada pijakan orangtua maupun guru akan makna puasa.
Saat anak berlaku demikian, maka orangtua harus segera evaluasi, mengapa hal itu terjadi.
Puasa adalah ibadah yang sangat rahasia. hanya dia dan Allah saja yang mengetahui. Manusia bisa pura-pura Puasa dihadapan manusia lain, tapi dia tak bisa berpura pura dihadapan-Nya.
Puasa seharusnya membangun sikap Jujur pada anak, oleh sebab itu kami tak memaksa anak Puasa, baik dengan tekanan maupun rayuan.
Kami sampaikan bahwa saat ini, ketika mereka kecil mereka sedang berlatih, seperti hal nya naik sepeda makin sering berlatih makin lihai dia. Tak ada keharusan dia tamat Puasa sebulan dari sahur sampai maghrib, kalau dia mau, itu karena muncul dari dirinya. Kalau tidak kuat dan mau berbuka kami persilahkan saja.
Puasa itu berat, yang berat bukan nahan nggak makan dan nggak minumnya. Tapi berat menjaga diri agar tetap berada di jalan yang diridhai-Nya. Orang dewasa pun banyak yang berkeluh kesah, apalagi anak-anak.
Namun, jika arahan diri, konsep diri sudah terbangun, ada dan tidak ada kita orangtua didekatnya, anak anak akan tetap istiqomah di Jalan-Nya. []