PUASA adalah salah satu amalan sholeh yang begitu mulia dan bisa mendekatkan siapa yang mengamalkannya menjadi lebih dekat kepada Allah SWT. Disisi lain, berpuasa dapat menjaga diri, lebih bisa mengontrol diri dan hawa nafsu dan bagus untuk kesehatan. Dalam dunia medis pun telah banyak dilakukan penelitian bahwa berpuasa sangat baik bagi kesehatan dan merefresh kembali fungsi-fungsi organ tubuh.
Selain puasa di bulan Ramadhan, dalam ajaran agama islam juga terdapat puasa-puasa sunnah lainnya. Seperti puasa sunnah Senin-Kamis, dan Puasa Dawud. Tidak seperti puasa sunnah senin-kamis mungkin masih sedikit orang islam yang melaksanakan puasa dawud.
Puasa Dawud adalah puasa terbaik, puasa ini ibarat berpuasa separuh tahun dan lebih baik dari puasa sepanjang tahun. Puasa dawud adalah anjuran Nabi SAW kepada umatnya yang ingin senantiasa beribadah dan beramal kepada Allah SWT tetap sesuai syariat agama Islam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘As. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Riwayat lain dikatakan:
Tidak ada puasa yang lebih afdhol dari puasa Daud. Puasa Daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menyampaikan, “Hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa berpuasa Dawud ialah sebaik-baiknya berpuasa. Bahkan puasa Dawud lebih utama daripada puasa yang dilakukan sepanjang tahun. Akan tetapi berpuasa Dawud dianjurkan untuk dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak boleh sampai melalaikan amalan yang hukumnya wajib serta perkara yang lebih penting.”
Hadits ini menerangkan tentang keutamaan dari puasa Dawud yaitu berpuasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) keesokan harinya. Inilah puasa yang paling dicintai di sisi Allah dan tidak ada lagi puasa yang lebih baik dari itu.
Di antara faedah puasa Dawud, ialah menunaikan hak Allah dengan mengamalkan ketaatan kepada-Nya dan menunaikan hak badan yaitu dengan meng-istirahatkannya (dari makan).
Amal Ibadah begitu banyak ragamnya, begitu pun dengan kewajiban yang harus ditunaikan seorang hamba begitu banyak. Jika seseorang melaksanakan puasa setiap hari tanpa henti, maka ia pasti akan meninggalkan beberapa kewajiban.Sehingga dengan mengamalkan puasa Dawud (dengan sehari berpuasa dan sehari tidak), seseorang akan lebih memperhatikan kewajiban-kewajibannya dan ia bisa meletakkan sesuatu yang sesuai dengan porsi dengan benar.
Abdullah bin ‘Amr sangat bersemangat menunaikan ketaatan. Ia ingin melaksanakan puasa yang dilakukan setiap hari tanpa henti, begitu pula ia ingin menunaikan sholat malam semalam suntuk. Karena ini, Nabi Muhammad SAW melarangnya. Nabi SAW memberikan solusi kepadanya dengan amalan lebih baik dan sesuai dengan fitrah manusia. Untuk berpuasa beliau diberikan saran oleh Nabi SAW untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya. Akan tetapi, begitu inginya Abdullah bin ‘Amr sesantisa beribadah kepada Allah SWT, beliau masih merasa kurang dan ingin mengerjakan lebih dari itu.
Lalu beliau diberikan solusi oleh Nabi Muhammad SAW agar melaksanakan puasa sehari dan tidak berpuasa keesokan harinya. Lalu tidak ada lagi yang lebih afdhol dari itu.
Begitu pula dengan menunaikan sholat malam, Nabi SAW memberi petunjuk seperti sholat Nabi Dawud. Nabi Dawud ‘alaihis salam didalam hidupnya biasa tidur di pertengahan malam pertama, sampai sepertiga malam terakhir.
Kemudian Nabi Dawud ‘As salam bangun untuk menunaikan sholat hingga seperenam malam terakhir. Setelah itu, beliau tidur kembali untuk mengistirahatkan badannya supaya semangat melaksanakan sholat Fajr, berdzikir dan beristigfar di waktu sahur.
Berlebih-lebihan hingga melampaui batas dari keadilan dan pertengahan dalam beramal ketika beribadah termasuk bentuk ghuluw (berlebih-lebihan), dan itu termasuk amalan yang tercela. Hal ini dikarenakan menyelisihi petunjuk Nabawi dan bisa menjadi sebab melalaikan diri dari berbagai kewajiban lainnya. Hal ini bisa menjadikan seseorang malas, kurang semangat dan lemas ketika melaksanakan ibadah lainnya. Ingatlah, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi SAW.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin Ra menyampaikan, “Puasa Dawud baiknya hanya ditunaikan oleh orang yang sanggup dan juga tidak merasa sulit untuk melakukannya. Jangan sampai seseorang yang menunaikan puasa ini sampai-sampai lalai dan meninggalkan amalan yang disyari’atkan lainnya. Begitu pun jangan sampai berpuasa ini membuatnya terhalangi untuk belajar ilmu agama.Karena ingat di samping puasa ini masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan puasa malah membuat jadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak memperbanyak puasa.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/470.)
Tidak mengapa jika puasa Dawud bertepatan pada hari Jumat atau hari Sabtu karena ketika yang diniatkan adalah melakukan puasa Dawud dan bukan melakukan puasa hari Jumat atau hari Sabtu secara khusus. []
SUMBER: FIRMADANI.COM