ADA puasa yang kita lakukan jadi tidak berpahala, tahu kenapa?
Coba perhatikan hadits berikut ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta malah melakukan tindakan dusta, maka Allah tidaklah peduli pada makan dan minum yang ditinggalkan.” (HR. Bukhari)
BACA JUGA: Apa Hukum Puasa Sehari Sebelum Ramadhan karena Ragu?
Maksud hadits di atas adalah siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta, maka Allah tidak pedulikan makan dan minum yang ia tinggalkan, yaitu Allah tidak butuh pada puasa yang ia kerjakan.
Ibnu Batthol mengatakan, “Hadits di atas bukan berarti diperintahkan silakan makan dan minum. Namun hadits di atas adalah peringatan pada kata-kata dusta dan dari tindakan dusta.”
Hadits di atas sebagai bentuk ancamam bahwa pahala puasa bisa musnah ketika seseorang tidak meninggalkan kata-kata dusta saat berpuasa. Ia disebut berpuasa namun tidak mendapatkan ganjaran.
Puasa bukan hanya menahan diri dari larangan yang sifatnya inderawi seperti makan, minum dan jima’ (hubungan intim), namun juga menahan diri dari larangan yang sifatnya maknawi seperti ghibah (gosipin orang), namimah (adu domba), dusta, kata-kata kotor, hingga akhlak yang tidak santun. []
SUMBER: REMAJAISLAM