TERDAPAT beberapa jenis ibadah puasa dalam Islam. Mulai dari puasa wajib di bulan Ramadhan, puasa nadzar, puasa sunah Senin-Kamis, puasa Daud, puasa hari Arafah, puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa tiga hari di pertengahan bulan, dan sebagainya. Puasa-puasa tersebut jelas dalilnya dan ada tuntunannya dalam Islam.
Namun, di masyarakat kerap muncul jenis-jenis puasa lain yang tak jelas asal-usulnya dalam Islam, salah satunya adalah puasa mutih.
BACA JUGA: Jangan Asal Sembuh
Puasa mutih, yaitu puasa untuk tidak makan dan minum pada siang hari. Dan saat berbuka, harus makan makanan yang tidak berasa, baik manis, asam, asin atau makanan yang bernyawa dan hanya minum air putih saja.
Puasa mutih juga berarti puasa atau berpantang makan dan minum apa saja kecuali nasi putih dan air putih. Biasanya puasa ini dikenal di lingkungan penganut kejawen dan praktisi supranatural dengan tujuan tertentu seperti mendapatkan Ilmu Gaib, keberhasilan, pengasihan, dikabul hajatnya dan lain-lain.
Puasa ini tidak ada tuntunannya dalam Islam karena hakikat puasa adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mendapatkan ilmu gaib atau pengasihan. Belum lagi puasa seperti ini jelas menyulitkan dan menyiksa orang yang melakukannya karena ia bisa saja kekurangan nutrisi dan melemahkan tubuhnya.
BACA JUGA: Peneliti Universitas California Buktikan Puasa Cegah Penuaan
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka tertolak. ” (HR. Muslim).
Maka dari itu, daripada melaksanakan puasa mutih yang tak jelas asal-usulnya lebih baik melaksanakan puasa sunnah yang sudah pasti dapat memberikan manfaat dan bernilai ibadah. Wallahualam. []