SETELAH meraih kemenangan di hari raya Idul Fitri, umat muslim dianjurkan melakukan puasa Syawal selama enam hari. Puasa Syawal dilakukan setelah melewati tanggal 1 Syawal, atau setelah hari raya lebaran. Dalam pelaksanaannya, puasa sunnah ini bisa berturut-turut atau dilakukan di hari terpisah asalkan masih di bulan Syawal.
Seperti kita tahu, salah satu keutamaan puasa Syawal adalah bisa mendapatkan pahala seperti berpuasa satu tahun penuh. Selain mengetahui keutamaannya, Anda juga perlu memahami bagaimana hukum pelaksanaan hingga tata cara melakukan puasa sunnah ini.
Hukum Puasa Syawal
Puasa Syawal hukumnya sunnah. Status hukum sunnah ini bagi orang yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qadha puasa Ramadhan atau puasa nazar.
Bagi orang yang masih mempunyai tanggungan puasa wajib, misalnya karena sakit, perjalanan jauh atau lainnya, hukum puasa Syawal menjadi makruh.
Sementara itu, bagi orang yang tidak menjalankan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa alasan yang diperbolehkan, maka hukum puasa ini menjadi haram.
Kesimpulannya adalah, bagi yang ingin menunaikan ibadah puasa Syawal, sebaiknya melakukan puasa qadha tersebih dahulu yaitu membayar dahulu puasa wajib yang masih menjadi utang.
BACA JUGA: Keutamaan Puasa Sunnah Syawal
Doa Niat Puasa Syawal
Doa niat puasa Syawal tentunya berbeda dengan puasa Ramadhan. Mengutip Detik, berikut bacaan niat puasa Syawal dalam bahasa Arab, latin, serta artinya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shouma ghodin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala.
Bisa Niat di Pagi Hari
Niat puasa wajib harus dilafalkan sebelum terbit fajar, sementara puasa sunnah boleh dilafalkan setelah fajar asalkan belum sempat makan dan minum. Adapun batas membaca niat puasa sunnah ini waktunya sampai zuhur.
Hal tersebut ditegaskan hadits (HR. Muslim).
حديث عائشةَ أمِّ المؤمنينَ رَضِيَ الله عنها، حيث قالت: ((دخل عليَّ النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ذاتَ يومٍ فقال: هل عِندكم شيءٌ؟ فقلنا: لا. قال: فإني إذًا صائِمٌ))
Dari Sayyidah Aisyah radhiallahu anha beliau mengantakan” Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam masuk ke kediamanku suatu hari lalu beliau bertanya: “Apakah kalian punya sesuatu untuk dimakan?”. Kemudian kami Katakan “tidak” lalu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan “kalau begitu saya puasa saja”.
Adapun niat puasa Syawal di pagi atau siang hari yang dapat dibaca adalah sebagai berikut:
Boleh Membatalkan Puasa dengan atau Tanpa Udzur
Salah satu hukum yang perlu diketahui soal puasa Syawal adalah dibolehkannya membatalkan puasa tersebut baik karena suatu Udzur syar’i maupun tanpa Udzur.
Syaik Aziz bin Baz perna menjelaskan perihal hal ini.
“Jika puasa tersebut adalah sunah, maka boleh membatalkannya, tidak wajib menyempurnakannya. Ia boleh membatalkannya secara mutlak. Namun, yang lebih utama adalah tidak membatalkannya kecuali karena sebab yang syar’i, semisal karena panas yang terik, atau badan yang lemas, atau ada orang yang mengundang ke pernikahan, atau hal-hal yang memaksa untuk membatalkan puasa lainnya, maka tidak mengapa.”
Keutamaan Puasa Syawal
Berikut beberapa keutamaan puasa Syawal lainnya yang juga sangat bermanfaat:
BACA JUGA: Syawal, Ini Asal Usulnya
1. Sebagai penyempurnaan puasa Ramadhan
Puasa syawal dapat menjadi amalan yang menyempurnakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan. Kaidahnya seperti menyempurnakan shalat fardhu dengan shalat sunnah rawatib. Dengan menunaikan amalan sunah, ibadah-ibadah wajib yang telah dijalankan bisa mendapatkan kesempurnaan.
2. Menyempurnakan pahala puasa seperti berpuasa satu tahun penuh
Keutamaan puasa syawal berikutnya yaitu untuk menyempurnakan pahala seperti berpuasa satu tahun penuh.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”
3. Tanda diterimanya puasa Ramadhan
Puasa sunnah Syawal juga bisa menjadi tanda diterimanya puasa wajib Ramadhan. Dalam artian bahwa Allah SWT akan menerima amal kebaikan yang dilakukan hambanya yaitu dengan memberikan kesempatan baginya untuk berbuat kebaikan setelah itu.
Bisa senantiasa melakukan amal baik merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada hambanya.
4. Tanda syukur kepada Allah SWT
Puasa Syawal juga sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Puasa sunnah ini bisa sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan berkah kebaikan di bulan Ramadhan.
Tidak hanya itu, puasa Syawal juga menjadi amalan baik untuk mendapatkan ampunan dari Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
5. Ibadah pada bulan Ramadhan tidak terputus
Yang tidak kalah penting soal keutamaan puasa Syawal adalah tidak terputusnya ibadah seperti pada bulan Ramadhan. Karena kita tahu, amal ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan sebaiknya terus dilakukan meski Ramadhan telah berakhir.
Bolehkah Menggabungkan Niat Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Sunnah Syawal?
Terkait hukum menggabungkan niat qadha puasa Ramadhan dengan puasa Syawal, para ulama berbeda pendapat.
Pendapat pertama dari Mazhab Hanafi mengatakan, jika seseorang menggabungkan niat puasa sunnah dan wajib, maka yang dianggap adalah puasa sunnahnya. Hal ini karena adanya perbedaan antara puasa wajib dan sunnah, dan ini menimbulkan kelalaian dalam niat orang tersebut. Sehingga, menurut mazhab Hanafi, puasa yang dilakukan menjadi sunnah.
Sedangkan pendapat kedua, dari Mazhab Maliki, sebagian besar mazhab Syafii, dan Hanbali mengatakan, penggabungan niat puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan adalah sah. Dalil yang digunakan adalah apa yang diriwayatkan dari Al-Aswad bin Qais, dari ayahnya, dari Umar bin Khattab.
Pendapat ketiga datang dari sebagian mazhab Syafii dan apa yang diriwayatkan oleh para pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka berpendapat bahwa tidak boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan. Puasa wajibnya qadha Ramadhan menjadi batal karena kurangnya penegasan niat untuk mengganti puasa Ramadhan.
BACA JUGA: Apa Hukum Suami Larang Istrinya Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal?
Atas adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama, mantan mufti Mesir yang juga anggota Dewan Ulama Senior Syekh Ali Jum’ah, menyampaikan seorang Muslim boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan sehingga yang bersangkutan memperoleh dua pahala.
Meski begitu, Syekh Jum’ah menekankan, “Lebih sempurna dan lebih utama jika kedua puasa tersebut dilakukan secara terpisah.” Sebab menurutnya, mendapat pahala ganda bukan berarti memperoleh pahala secara penuh.
Salah seorang ulama mazhab Syafi’i, Imam Syihabudin Ar Ramli dalam kitab Fatawa Ar-Ramliy (2/63) menjelaskan bahwa orang yang berniat puasa Syawal dan qada puasa Ramadan sekaligus tidak tidak memperoleh kemuliaan puasa setahun penuh, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah ﷺ.
Oleh karena itu, puasa Syawal dan qada puasa Ramadhan sebaiknya dipisah, tidak disatukan untuk memperoleh pahala penuh dari ibadah wajib dan sunah tersebut. Wallahu a’lam. []