Aljazair – Sebanyak lima puluh lebih pengungsi Suriah masih terlunta-lunta di perbatasan antara Maroko dan Aljazair. Mereka tinggal dalam keadaan yang sangat sulit, sementara kedua negara tersebut masih saling tuding.
Nasib para pengungsi itu tidak jelas setelah diusir oleh pemerintah Aljazair. Mereka diarahkan ke wilayah Maroko namun pemerintah setempat menolak kehadiran puluhan pengungsi itu.
Aktivis Maroko, Moulay Mohammed Amari, Rabu (26/04/2017) kemarin, mengungkapkan bahwa ia terus berkomunikasi dengan para pengungsi Suriah tersebut. Saat ini, kata Amari, mereka terbagi dua kelompok dan hidup dalam keadaan sangat sulit. Mereka hanya mengandalkan bantuan dari aktivis dan warga yang berada di dekat lokasi untuk makan.
“Para aktivis di lokasi menyediakan makanan dan selimut untuk mereka. Tapi itu semua tetap tidak cukup,” ujarnya
Menurut Amari, bahkan di antara mereka ada yang melahirkan. Proses persalinan itu dilakukan sendiri dengan arahan dari aktivis di ujung telepon.
Di tengah penderitaan pengungsi ini, pemerintah Maroko dan Aljazair saling tuding. Maroko menuduh Aljazair sengaja mengarahkan pengungsi Suriah ke wilayahnya. Di sisi lain, Aljazair menolak tuduhan itu.
Kedua negara pun saling memanggil duta besar negara tetangga di wilayahnya. Mereka saling mementingkan kepentingan sendiri sementara puluhan pengungsi Suriah masih Terlantar tidak jelas.[]
Sumber:Kiblat