NAMA Bani Umayyah dalam bahasa Arab adalah anak turunan Umayyah yaitu Umayyah ibn Abdul Syamsy ibn Abdul Manaf. Dalam perspektif sejarah peradaban Islam dinasti Umayyah adalah sebuah dinasti yang melakukan pencapaian terbesar dalam perluasan wilayah penyebaran Islam.
Termasuk di dalamnya perkembangan ekonomi Islam yang begitu pesat.
Namun sebelum mengetahui masa keemasan itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana latar belakang terbentuknya Daulah Umayyah ini.
Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, adalah pemimpin pertama yang menjadi Khalifah di Daulah ini. Ia menjadi bagian yang penting dalam setiap masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidun. Terutama saat Utsman ra. memimpin, Mu’awiyah diduga melakukan pendekatan dan hubungan yang kuat dengan Khalifah Utsman dalam hal politik atau yang sekarang dikenal dengan istilah nepotisme.
BACA JUGA: Kejayaan Ekonomi Dinasti Umayyah
Puncak pergolakan ini diakhiri dengan terbunuhnya Khalifah Utsman lalu digantikan oleh Ali ibn Abi Thalib. Dalam sejarah Islam peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman juga dikenal dengan nama peristiwa Al-Fitnah al-Qubro.
Mu’awiyah memanfaatkan perpecahan dan pemberontakan yang terjadi pada masa Khalifah Ali ra. memimpin bukan dengan kubunya saja tetapi dengan kubu Aisyah ra. dan beberapa sahabat lain yang bermaksud meminta pertanggung jawaban Ali ra. terhadap kematian Khalifah Utsman.
Pada masa itu Umat Islam terbagi menjadi tiga kubu, yakni kelompok yang setia kepada Ali, kelompok pengikut Mu’awiyah, dan kelompok Khawarij. Perpecahan ini terus berlangsung hingga terbunuhnya Ali oleh Abdul Rahman ibn Muljim dari kelompok Khawarij pada tahun kelima pemerintahannya.
Setelah Ali wafat, Mu’awiyah berhasil naik ke tampuk pemerintahan dan memindahkan ibukota pemerintahan di luar Arab, yaitu di Damaskus. Walaupun pada kenyataannya di awal masa pemerintahan Daulah Umayyah masih ada beberapa wilayah yang tidak mengakui kepemimpinan Mu’awiyah.
Naiknya Mu’awiyah menjadi khalifah bermakna berakhirnya tradisi pemilihan kepala negara melalui musyawarah karena setelah Mu’awiyah memimpin, sejak itu pula kekuasaan berubah menjadi monarchiheridetis (kekuasaan turun temurun).
Namun di balik itu semua, ternyata umat Islam pernah mengalami masa kejayaannya di Daulah Umayyah ini. Walaupun hanya terjadi pada beberapa Khalifah yang memimpin pada masanya. Kejayaan Daulah Umayyah dapat dilihat dari perluasan negara islam yang mencapai hingga ke wilayah Bashrah, Armenia, Hijaz, Mesir, hingga Kufah termasuk Irak, dan lain sebagainya.
Kemajuan ini bisa dilihat dari sistem perdagangan yang sudah menggunakan sistem darat, laut dan udara serta bidang politik dan militer yang lebih kuat. Pada masa ini pula banyak bermunculan pemikir-pemikir ekonomi yang berasal dari kalangan ulama, fuqaha, bahkan filsuf. Seperti Abu Hanifah (Pendiri mazhab Hanafiyah), Imam Malik ibn Anas, dan masih banyak yang lainnya.
Bani Umayyah diperintah oleh kurang lebih 14 Khalifah, dimana di sini kita hanya akan membahas tiga Khalifah yang mempunyai dampak besar dalam perkembangan Ekonomi Islam. Gambaran perkembangan ekonomi pada masa Daulah Umayyah diantaranya terlihat dari kepemimpinan beberapa Khalifah termasyhur yang berhasil menorehkan perhatian besar pada pembangunan negara dan bertujuan menciptakan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
BACA JUGA: Mengembalikan Kejayaan Islam dengan Budaya Membaca
Berikut nama-nama Khalifah dan beberapa kebijakannya yang berpengaruh pada perkembangan Ekonomi Islam. Khalifah yang pertama adalah
Mu’awiyah ibn Abu Sufyan (661-681 M)
Mata uang yang kita kenal sekarang ini ternyata sudah ada di zaman Bani Umayyah, serta hakim sebagai penegak hukum sudah diberikan jabatan yang Professional. Tentara pada Zaman Bani Umayyah sudah diberikan gaji yang tetap, berbeda dengan zaman Rasul, dimana tentara mendapatkan bagian sesuai ghanimah yang didapatkan, pengumpulan pajak dan administrasipun sudah mulai diatur tata kelola dan birokrasinya. Pajak diambil sebesar 2,5% dari pendapatan tahunan kaum muslimin, yang sekarang dikenal dengan istilah Zakat Profesi.
Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M)
Kebijakan pertama yang dilakukan Abdul malik adalah Mencetak mata uang Islam dengan ditambahkan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” hal ini sesungguhnya juga merupakan bagian dari politik nasionalisasi dan Arabisasi yang dilakukan beliau. Membebaskan beban pajak bagi kaum Muslim, sehingga umat Muslim tidak perlu mengkhawatirkan dengan pembayaran pajak yang menyulitkan.
Umar ibn Abdul Aziz (717-720)
Pada masa pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz, disinilah seluruh umat merasakan dampak yang sangat mensejahterakan kehidupannya, baik itu Muslim maupun non-Muslim, dimana pajak bagi kaum Muslimin dihapuskan, dan beban pajak bagi kaum Nasrani dikurangi, membuat takaran dan timbangan yang adil, serta membasmi cukai.
Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pembukaan jalur perdagangan bebas di darat, laut dan udara. Dengan adanya kebijakan ini pada masanya terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat secara signifikan sehingga pada masa itu tidak ada lagi masyarakat yang mau menerima zakat.
Mewajibkan pembayaran Kharaj kepada kaum Muslim dan Jizyah kepada orang non-Muslim, dimana dengan adanya kebijakan ini maka tanah milik kaum non-Muslim tetap dikelola oleh sang pemilik, agar hasil yang didapatkan pun maksimal, namun kaum non-Muslim harus membayar Jizyah, yakni pajak tanah. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan kewajiban kepada negara yang harus ditanggung masyarakat.
Umat Islam saat ini butuh sosok pemimpin seperti Umar ibn Abdul Aziz, di masa kepemimpinannya yang singkat, ia mampu membuat Islam berjaya. Bahkan sangat sulit sekali mencari orang yang mau menerima zakat, berlaku adil pada setiap golongan, dan bertindak sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah. dimana seseorang baru disebut miskin apabila dia mempunyai rumah, mempunyai kuda, mempunyai pembantu, namun dia berhutang. Itulah standar orang paling miskin pada masa pemerintahan Umar ibn abdul Aziz.
BACA JUGA: Daun Muda Andalusia, Sejarah Keemasan Bumi Eropa
Saking kekayaannya merata, sampai-sampai tidak ada lagi orang yang mau menerima zakat, karena mereka semua merasa kebutuhannya sudah terpenuhi. Itulah sebuah Negara yang apabila dipimpin oleh pemimpin Islam yang benar-benar menerapkan Syariat Allah Swt, maka Negara tersebut langsung Allah yang menjamin kemakmurannya.
Begitulah sepenggal kisah keemasan Islam pada masa Daulah Umayyah, walaupun masih ada beberapa pemimpin yang melakukan tindak kedzaliman pada rakyatnya, tapi kita sebagai umat Muslim jangan sampai melupakan sejarahnya bahwa umat Islam pernah mengalami masa-masa kejayaannya, dan tak lama lagi kita akan merasakan hal yang sama.
Wallahua’lam Bissawab. []
Kirim ide/gagasan Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.