BURJ KHALIFA, Bangunan tertinggi di dunia yang terletak di Dubai punya keunikan tersendiri. Tak hanya desain arsitektur dan kemewahan fasilitas di dalamnya, keunikan yang dimaksud ini hanya akan kentara sekali di bulan Ramadhan.
Siapapun yang beruntung bisa berbuka puasa di sebuah restoran di Burj Khalifa pada bulan Ramadhan, sepertinya harus bersabar. Ini bukan soal kecepatan layanan, lho, melainkan waktu berbuka yang memang berbeda di gedung tersebut.
BACA JUGA: 7 Fakta Syeikh Khalifa Bin Zayed Al Nahyan, Sosok di balik Kejayaan UEA di Tanah Arab
Itu karena semakin tinggi Anda naik menara tertinggi di dunia, semakin lambat matahari terbenam. Dan di lantai 154 dan 122, The Lounge, lounge tertinggi di dunia, dan At.mosphere, restoran tertinggi, waktu berbuka itu menjadi lebih lama lagi.
Ahli astrofisika terkenal, Neil deGrasse Tyson, menjelaskan hal itu di Twitter-nya.
“Selama bulan Ramadhan, puasa siang hari untuk umat Islam berakhir saat matahari terbenam,” tulis Tyson di Twitter.
During Ramadan, daytime fasting for Muslims ends at sunset. But for Dubai’s Burj Khalifa, the tallest building in the world, the Sun sets four minutes later at the top than at the bottom. High-floor dwellers see beyond the ground-level horizon, farther along Earth’s curvature. pic.twitter.com/nQFjtNObJE
— Neil deGrasse Tyson (@neiltyson) May 4, 2019
“Tapi untuk Burj Khalifa di Dubai, bangunan tertinggi di dunia, Matahari terbenam empat menit kemudian di atas daripada di bawah. Penghuni lantai tinggi melihat melampaui cakrawala permukaan tanah, lebih jauh di sepanjang kelengkungan Bumi.”
Burj Khalifa dibuka pada 2010. Tingginya mencapai 828 meter dan memiliki 160 lantai. Rupanya tinggi bangunan tersebut berdampak pada pancaran cahaya matahari yang terlihat ketika menentukan waktu sahur dan berbuka puasa. Karena perbedaan ini pula, akhirnya para ulama terkemuka yang ada di Dubai akhirnya memutuskan perbedaan waktu puasa.
BACA JUGA: Foto Jacinda Ardern Peluk Muslim akan Dijadikan Mural di Australia
“Burj Khalifa memiliki tinggi hampir satu kilometer, yang artinya penghuni di lantai atas masih bisa melihat matahari bersinar ketika waktu senja tiba,” ungkap Ahmad Abdul Aziz al-Hadad, ulama di Dubai.
Waktu berbuka untuk lantai 80 hingga lantai 150 di Burj Khalifa akan lebih lama dua menit dari pada lantai dasar. Sedangkan lantai 151 hingga 160 akan menambah waktu puasa 3 menit dibanding lantai dasar, sebelum akhirnya dapat berbuka puasa.
Namun waktu sebaliknya terjadi untuk sahur, karena lantai paling atas melihat mentari pertama kalinya. Sehingga waktu imsak di puncak Burj Khalifa akan lebih cepat 3 menit dari lantai bawah, mengikuti patokan waktu sebelumnya. Peraturan semacam ini pun menjadi satu-satunya di dunia. []
SUMBER: THE NATIONAL | BBC