APA artinya kekuasaan? Itu adalah pertanyaan yang telah dijawab banyak orang dengan beragam definisi dan makna. Dalam Islam, terlepas dari bagaimana orang lain mendefinisikan tentang kekuasaan, adalah bahwa kekuatan itu merupakan anugerah dari Allah, dan setiap anugerah membawa tanggung jawab spiritual.
Salah satu tokoh muslim yang menunjukkan tanggung jawabnya terkait kekuasaan adalah Sultan Abdul Hamid II, pemimpin terakhir dari kesultananan Ottoman.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mendirikan Negara Israel pada tahun 1947. Ia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948 setelah pembagian Negara Ottoman dan selama pemerintahan Inggris di Palestina.
BACA JUGA: Masya Allah, Bukti Kekuasaan Allah atas Penciptaan DNA
Menyusul penganiayaan yang tidak manusiawi terhadap orang Yahudi di Eropa, beberapa pemimpin Barat berusaha memberi kompensasi kepada mereka atas penderitaan mereka. Mereka menerapkan rencana yang pertama kali dibayangkan oleh Theodor Herzl, pendiri gerakan Zionis, yang gagal melakukannya saat Sultan Abdul Hamid II berkuasa.
Herzl membuat tawaran yang murah hati untuk membeli tanah Palestina, tetapi Sultan, Khalifah terakhir yang memerintah Mekah, Madinah, dan Yerusalem, menolak untuk menjualnya.
Meskipun Negara Ottoman sangat membutuhkan uang, Sultan menolak tawaran tersebut dan menyatakan, “Saya tidak akan menjual satu inci pun dari negara ini karena itu bukan milik saya. Itu milik semua Muslim.”
Fakta yang kurang diketahui tentang tanah Palestina adalah bahwa sebagian besar wilayah itu adalah Awqaf , bentuk jamak dari Wakaf (anugerah amal yang diberikan untuk selamanya), dan yang pemilik metaforisnya adalah Tuhan.
Sultan Abdul Hamid memenuhi tanggung jawab spiritual dan materialnya kepada Sang Pencipta dengan menolak menjual tanah tersebut.
Allah SWT berfirman:
“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran: 26)
“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” (QS Ali Imran: 27)
BACA JUGA: Allah Meninggikan Kekuasaan Islam di Muka Bumi
Kita sering memahami penyediaan sebagai kekayaan, tetapi segala sesuatu dalam hidup kita adalah bagian dari penyediaan-Nya kepada kita. Karunia biologis kita – kesehatan, kekuatan, atau kecerdasan – berasal dari Pencipta kita, seperti juga aspek sosiologis kehidupan kita. Kita tidak memilih negara yang menjadi tanah air atau kampung halaman kita, keluarga tempat kita dilahirkan, atau status sosial kita.
Kekuasaan atau kedaulatan di dunia ini adalah kombinasi dari anugerah biologis dan sosiologis yang dianugerahkan Allah kepada kita masing-masing. Oleh karena itu, kekuatan adalah anugerah dari Tuhan. Dan anugerah itu adalah amanah. []
SUMBER: