TANPA terasa, setelah beberapa tahun menikah, tiba-tiba saja suami berubah berat badannya. Gemuk. Itulah yang terjadi pada kebanyakan suami.
Sifat dasar laki-laki yang umumnya cuek dengan penampilannya membuat ia juga cuek dengan berat badannya sendiri. Sampai-sampai ada komentar, “Ikhwan-ikhwan kalau tidak gemuk pasti kurus ceking, jarang ada yang punya tubuh yang menengah ideal.”
Lebih-lebih jika sudah menikah, entah kenapa para suami cenderung menjadi lebih cepat gemuk. Mungkin ada beberapa alasan yang menyebabkan para suami lebih cepat gemuk:
– sudah ada yang merawat yaitu istri, mengontrol makan dan gizi para suami, apalagi jika istri pintar masak.
– kebiasaan makan bersama dengan istri satu piring bersama sehingga porsi makan tidak terkontrol dan suami umumnya menjadi “lambung terakhir” jika ada makanan yang tersisa.
menerimanya dengan senyum tulus.
BACA JUGA: Ketika Banyak Orang Gemuk
– biasanya suami dapat jatah makanan dan snack di kantor, kemudian istri yang sangat cinta dengan suaminya tidak mau makan di rumah sendiri, lebih baik menahan lapar sedikit asalkan bisa makan dan berbincang-bincang bareng dengan suami. Jadi tidak jarang suami makan dua kali pada jam makannya. Makan di kantor dan makan di rumah lagi.
– para suami tidak seperti masa mudanya dulu yang aktif di luar dan banyak bergerak. Ada porsi aktivitas di rumah yang kurang bergerak.
– di rumah terkadang aktivitas seharian lebih banyak porsinya dilakukan oleh istri, seperti mencuci, membersihkan rumah dan mendidik anak.
Mengenai hal ini, sudah selayak para suami tidak “cuek habis” terhadap penampilannya karena beberapa alasan:
– Istri punya hak yang seimbang dengan sama dengan suaminya,
Jika suami berhak atas kecantikan istri, maka istri juga berhak atas ketampanan suami. Allah Ta’ala berfirman, “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” [Al-Baqarah: 228]
-Islam mengajarkan agar para suami juga berhias untuk istrinya.
BACA JUGA: Jadi Gemuk Setelah Nikah?
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata,“Sesungghnya aku senang berhias untuk istriku sebagaimana aku suka ia berhias untukku karena Allah berfirman “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya,” [Atsar riwayat At-Thobari di tafsirnya II/453, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro VII/295 no 14505, dan Ibnu Abi Syaibah di Mushonnafnya IV/196 no 19263]
-istri juga punya syahwat dan ingin menikmati keindahan ciptaan pada suaminya
Istri juga punya keinginan yang hampir sama dengan suami, hanya saja para istri terkadang berbalut malu berkaitan dengan hal ini.
Para istri juga ingin menikmati ketampanan suami, ingin bersandar manja di bahu lebar dan dada bidang suami dan ingin merasakan keperkasaan suami dengan staminanya.
Tidak heran karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki.” [HR. Ahmad no.26195, hasan lighairihi, tahqiq Syu’aib Al-Arna’uth]. []
Sumber: muslimafiyah