JAKARTA — Direktur Pusat Krisis Rohingya (CC4R) Partai Keadilan Sejahtera Sukamta menilai krisis yang terjadi di Rakhine State, Myanmar terhadap etnis Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan terburuk yang terjadi pasca Perang Dunia II lebih dari 70 tahun lalu.
“Di sana orang-orang diusir dengan cara rumahnya dibakar, ditembaki, dan bahkan ditanam ranjau agar tidak bisa pergi dengan aman,” ujar Sukamta dalam keterangannya, di Jakarta, Sabtu (16/9/2017). kemarin seperti dikutip dari AntaraNews.
Menurut Sukamta tragedi yang terjadi di Rakhine state tersebut bukan hanya sebatas tindakan diskriminasi, melainkan sudah masuk dalam aksi genoside atau pembersihan etnis. Meski dunia internasional sudah memberikan kecaman terhadap kekejaman pemerintah Myanmar, namun mereka tetap tidak bergeming.
Oleh sebab itu ia pun menegaskan harus dilakukan tekanan keras agar Myanmar menghentikan aksinya tersebut.
“Kalau dunia internasional tidak turun tangan mungkin kita tidak akan pernah melihat lagi warga Rohingya di Myanmar,” tutur Sukamta.
Hari ini Sukamta beserta staf CC4R ikut dalam Aksi Bela Rohingya dengan menyerukan tuntutan tersebut dan juga melakukan penggalangan dana. Sukamta menyebutkan bahwa pihaknya telah berhasil mengumpulkan dana kemanusiaan mencapai Rp 3,8 miliar yang diperoleh dari usaha penggalangan nasional.
“Semua dana kemanusiaan yang didapat CC4R akan disumbangkan melalui lembaga sosial yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) yang sudah lama bekerja membantu Rohingya,” pungkasnya.[]