RUSIA–Lima ilmuwan perusahaan nuklir Rusia, Rosatom dilaporkan tewas dalam ledakan di lokasi pengujian senjata nuklir Nyonoska di Laut Putih, Agustus silam. Namun Presiden Rusia Vladimir Putin baru memberi tahu para istri almarhum bahwa suami mereka tewas saat tengah mengerjakan persenjataan “paling canggih yang tidak ada tandingannya di dunia.”
Akibat ledakan itu, terjadi lonjakan radiasi singkat di kota terdekat Severodvinsk.
BACA JUGA: Kisah di Balik Ayat Alquran yang Dikutip Vladimir Putin soal Perang
Komentar Putin itu datang selama upacara dekorasi negara di Kremlin pada Kamis (21/11/2019). Kala itu Putin memberikan penghargaan Order of Courage kepada para almarhum, secara anumerta.
“Mereka memimpin arah yang sangat sulit, bertanggung jawab dan kritis, kami berbicara tentang ide dan solusi teknis yang paling maju dan tak tertandingi,” kata Putin.
Kelima ilmuwan yang tewas dalam ledakan itu di antaranya Vyasheslav Yanovsky (71) salah satu ilmuwan nuklir paling senior Rusia, Vyacheslav Lipshev (40) direktur sebuah lembaga riset rahasia, Evgeny Korotaev (50) seorang insinyur elektronik terkemuka, Alexey Vyushin (43) orang yang telah mengembangkan spektrometer foton energi tinggi, dan Sergey Pichugin (45) seorang insinyur pengujian.
Selain menyebabkan lima orang tewas, ledakan juga melukai tiga penguji lainnya, dan mereka dilaporkan telah pulih. Dan untuk pertama kalinya, nama mereka diumumkan ke publik, yaitu insinyur Dmitry Abanin dan Aleksander Manyukhin bersama dengan spesialis lain, Sergey Grishin.
Putin mengatakan bahwa mereka telah membuat “kontribusi yang sangat diperlukan untuk kekuatan negara Rusia.”
Dia juga menyatakan belasungkawa kepada para janda almarhum, tapi menyatakan bahwa Rusia akan terus mengembangkan jenis senjata canggih itu.
“Dan apa pun yang terjadi, kami pasti akan memperbaiki senjata ini,” katanya.
BACA JUGA: Ingatkan soal Perdamaian, Vladimir Putin Kutip Ayat Alquran
Ledakan pada bulan Agustus menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia sedang membangun prototipe ‘rudal kiamat’ yang disebut Burevestnik oleh Rusia dan dikenal sebagai Skyfall oleh NATO.
Tapi hingga kini, belum dikonfirmasi apakah rudal Burevestnik benar-benar diuji saat ledakan terjadi.
Tetapi pakar nuklir AS di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di California sangat yakin bahwa ledakan itu berasal dari tes Skyfall. []
SUMBER: DAILYMAIL