MOSKOW – Sabtu (14/4/2018), Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan guna membahas soal eskalasi dan serangan sekutu ke Suriah.
Pada kesempatan tersebut, Putin menyampaikan kepada Erdogan bahwa serangan sekutu ke Suriah merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB.
“Presiden Rusia (Putin) menggarisbawahi bahwa langkah (serangan) negara-negara Barat melanggar secara kasar Piagam PBB dan norma-norma serta prinsip-prinsip dasar hukum internasional,” kata Kremlin dalam pernyataan persnya.
Kendati Erdogan memberi dukungan terhadap tindakan sekutu, namun kedua presiden menekankan tentang pentingnya segera menemukan solusi politik guna menyelesaikan krisis Suriah. Upaya-upaya untuk mencapai hal ini, menurut Erdogan, perlu ditingkatkan.
Pada Sabtu (14/4/2018), Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis melancarkan serangan udara ke kota Homs dan Damaskus, Suriah. Ketiganya mengklaim serangan tersebut dilakukan sebagai respons atas penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah di Douma, Ghouta.
Adapun target dari serangan udara ketiga negara adalah fasilitas-fasilitas militer yang diduga menjadi pusat pengembangan senjata kimia Suriah. Dalam sebuah cuitan ddi Twitter, Presiden AS Donald Trump mengklaim serangan yang dilancarkan ke Suriah itu telah berhasil.
“Serangan yang dilakukan dengan sempurna tadi malam. Terima kasih kepada Prancis dan Kerajaan Inggris atas kebijaksanaan dan kekuatan militer mereka yang baik. Tidak bisa mendapatkan hasil yang lebib baik. Misi selesai!,” kata Trump.
Kendati demikian, Pemerintah Suriah mengecam serangan yang dilakukan sekutu. Mereka menuding serangan tersebut tak lain merupakan bentuk balas dendam atas kekalahan proksi teroris mereka di Ghouta. []
SUMBER: TASS