QABIL dan Habil diyakini oleh umat Islam sebagai dua putra pertama Nabi Adam dan Hawa, meskipun nama mereka tidak disebutkan dalam Al-Quran.
Qabil dan Habil diminta untuk mempersembahkan kurban kepada Allah SWT. Allah kemudian menerima kurban Habil karena ketulusan. Dan Qabil, karena cemburu, membunuh Habil.
Ini adalah dosa pertama yang dilakukan di Bumi tetapi Habil dicatat dalam sejarah sebagai orang pertama yang mati syahid. Meskipun Islam secara tradisional tidak memandang Habil sebagai seorang nabi, beberapa ulama menyebutnya sebagai seseorang yang mempunyai sifat seperti ayahnya.
BACA JUGA:Â Habil kepada Qabil: Aku Takut pada Allah, Rabb Seluruh Alam
Sebenarnya setelah persembahan kurban mereka, Qabil, saudara yang jahat, mengejek Habil karena iri dan mengatakan kepadanya bahwa dia pasti akan membunuhnya.
Habil dengan tulus memperingatkan Qabil bahwa Allah SWT hanya menerima pengorbanan orang-orang yang ikhlas dalam perbuatan mereka.
Dia selanjutnya melanjutkan memberi tahu Qabil bahwa jika Qabil benar-benar mencoba untuk membunuhnya, Habil tidak akan membalas karena orang yang takut akan Allah SWT tidak akan pernah membunuh hanya karena iri hati.
Habil juga kemudian memberi tahu Qabil bahwa dengan membunuhnya, dia tidak hanya akan menanggung beban dosanya tetapi juga dosa korbannya. Sang korban, sebagai akibatnya, dalam menderita ketidakadilan, akan diampuni dosanya sendiri dan pembunuhnya, akibatnya akan menambah dosanya sendiri.
Habil menasihat dan mengingatkan Qabil dengan sungguh-sungguh bahwa hukuman untuk pembunuhan itu adalah dia akan menghabiskan hidupnya di akhirat dalam api Neraka.
Permohonan dan nasihat Habil yang tidak bersalah tidak berpengaruh pada Qabil, karena dia penuh dengan kesombongan, kesombongan dan kecemburuan.
Dia kemudian membunuh Habil yang saleh, tetapi dengan melakukan itu, dia menghancurkan dirinya sendiri. Peristiwa ini menjadi contoh paling awal dari pembunuhan orang yang shaleh yang terjadi di muka bumi.
Di masa selanjutnya , banyak pelaku kejahatan lainnya akan membunuh orang-orang beriman yang bijaksana dan shaleh.
Tepat setelah pembunuhan terjadi, Allah SWT mengirimkan seekor burung gagak yang menggali tanah untuk menunjukkan kepada Qabil bagaimana cara menyembunyikan mayat saudaranya.
BACA JUGA:Â Qabil Belajar dari Burung Gagak
Qabil, dalam rasa malunya, mulai mengutuk dirinya sendiri dan ia dipenuhi rasa bersalah. Pikiran tentang kejahatan itu akhirnya terlintas di benak si pembunuh, karena dia benar-benar menyadari betapa mengerikannya membunuh siapa pun, terlebih lagi korbannya adalah orang yang tidak bersalah.
Penuh penyesalan, Qabil ditandai dengan kesedihan yang dalam. Al-Quran menyatakan, “Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS Al-Maidah: 27-31)
Al-Quran menyatakan bahwa kisah Qabil dan Habil adalah pesan bagi umat manusia, tentang konsekuensi pembunuhan dan bahwa pembunuhan satu orang saja maka seolah-olah dia dia telah membunuh seluruh umat manusia. []
SUMBER: The Story of Qabil & Habil (Cain & Abel) Son of Adam In Islam Religion | Oleh: Muham Taqra