QARUN bin Yashub ialah saudara sepupu musa. Ia yang dijuluki Al-Munawwir (yang memberi cahaya), karena suaranya yang bagus saat membaca kitab Taurat. Namun sangat di sayangkan ia memiliki sifat munafik. Dialah orang yang sombong akan harta yang ia milliki. Allah pun menyebutkan banyaknya harta simpanan Qarun, sampai kuncinya saja terbuat dari kulit dan bisa dibawa oleh 60 keledai.
Para penasihat kaumnya menyampaikan nasihat kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu.” Tapi respon dari Qarun ternyata kurang baik, “Sesungguhnya, aku diberi (harta itu), semata-mata ilmu yang ada padaku.”
BACA JUGA: Saudaraku, Janganlah Seperti Qarun
Allah SWT berfirman seraya membantah ucapan Qarun, “Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.”
Ada pula dalam firmannya, “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al-Mukminun:55-56).
Hingga akhirnya Qarun dibenamkan ke dalam bumi, dan dijelaskan pula dalam firman Allah, “Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.”
BACA JUGA: Bukan karena Kayanya Qarun
Imam Ahmad menuturkan, “Abu Abdurrahman bercerita kepada kami, Sa’id bercerita kepada kami, Ka’ab bin Alqamah bercerita kepada kami, dari Isa bin Hilal Ash-Shadafi, dari Abdullah bin Amr, dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam, suatu ketika beliau menyebut-nyebut tentang shalat, lalu beliau bersabda, ‘Siapa yang menjaganya, maka ia (shalat) akan menjadi cahaya, bukti nyata, dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, ia (shalat) tidak menjadi cahaya, bukti nyata, dan keselamatan baginya, dan pada hari kiamat, ia dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubai bin Khalaf’.” []
Sumber: Kisah Para Nabi/ Penulis: Imaduddin Abu Fida’ Isma’il bin Katsir Al-Quraisyi Ad-Dimasyqi/ Penerbit: Ummul Qura