QATAR—Pemerintah Qatar dikabarkan telah siap menggelar pembicaraan secara positif guna mengakhiri krisis diplomatik dengan beberapa negara Arab, Arabnews melaporkan.
“Qatar bersedia untuk duduk dan bernegosiasi tentang apa pun yang terkait dengan keamanan Teluk,” ungkap Menteri Luar Negeri Qatar Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani kepada wartawan saat berkunjung ke Paris, Senin (12/6/2017).
Menlu Qatar meminta “Dialog harus berdasarkan fondasi yang jelas” atas tuduhan bahwa Qatar mendukung kelompok ekstremis.
“Menteri luar negeri Kuwait tengah melakukan upaya untuk menengahi antara Qatar dengan Negara-negara Arab yang memutus hubungan dengan kami. Kami mendukung usaha ini dan pilihan kami adalah menyelesaikan ini melalui dialog,” tambah Syeikh Mohammed setelah bertemu dengan mitranya dari Prancis.
Emir Kuwait memperingatkan bahwa perselisihan tersebut dapat menyebabkan “Kondisi buruk” di kawasan dalam komentar yang diajukan oleh kantor berita KUNA.
“Sulit bagi kita, generasi yang telah membangun Dewan Kerjasama Teluk (GCC) 37 tahun yang lalu melihat perselisihan di antara anggotanya. Perselisihan dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan,” kata Emirr Kuwait Syeikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah.
Sementara Oman menyambut baik keputusan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain untuk memberikan pertimbangan khusus terhadap kasus kemanusiaan yang menimpa wanita dan anak-anak di Qatar.
Di London, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan rekan-rekannya dari Arab Saudi, Kuwait dan UEA untuk membantu menenangkan kedua kubu. []