DALAM tiap sel tubuh manusia ternyata ada sebuah sistem waktu yang bertugas mengontrol seluruh proses, mulai dari lahir hingga kematian.
Para ilmuwan menyebutnya sistem kematian sel, sebuah sistem yang bergerak dan berbunyi untuk mengatur tiap sel tubuh manusia termasuk detak jantung.
Sebuah sistem yang juga tidak mamapu menambah atau mengurangi, sehingga ketika berada diakhir waktu/ketukan, maka kematian datang setelahnya dan tidak pernah bisa ditunda.
BACA JUGA: Fase yang Dialami Orang Muslim Setelah Kematian
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetikpun,”[QS. An-Nahl: 61].
Setelah penelitian panjangnya, para ilmuwan menegaskan bahwa kematian adalah makhluk seperti halnya kehidupan, dan seakan kematian itu adalah dasar utamanya. Dan hal tersebut dapat ditemukan isyaratnya dalam ayat Al-Quran:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya”. [QS. Al-Mulk:2]
Jadi kematian adalah makhluk, dan inilah yang ditegaskan oleh para ilmuwan dan ini pula yang telah ditegaskan oleh Al-Quran. Pertanyaannya adalah dari mana Nabi saw mendapatkan ilmu ini jika bukan dari sisi Allah?
Mayoritas para ilmuwan menegaskan bahwa masa tua adalah cara terbaik untuk mengakhiri kehidupan manusia secara alami, jika tidak, maka setiap upaya untuk memperpanjang hidup di atas batas-batas tertentu akan memberikan banyak penyebabnya, misalnya terserang penyakit atau kecelakaan.
Para ilmuwan mengatakan: “Setiap usaha untuk mencapai keabadian bertentangan dengan alam.” Para ilmuwan telah menyimpulkan hasilnya, yaitu bahwa meskipun menghabiskan miliaran dolar untuk dapat berumur panjang sampai usia, tetap saja tidak akan membuahkan hasil dan manfaat. Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad saw, beliau bersabda:
تَدَاوَوْا يَا عِبَادَ اللهِ، فَإِنَّ اللهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شَفَاءً إِلاَّ دَاءً وَاحِداً: الْهَرَمُ
“Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, karena Allah tidak pernah memberikan suatu penyakit kecuali Allah berikan penawarnya kecuali satu masa tua,” [Diriwayatkan oleh Ahmad].
Demikianlah fakta ilmu baru datang yang belum dikenal sebelumnya membuktikan dan mengkonfirmasikan kebenaran sabda Nabi saw dan kebenaran risalah Islam dalam Al-Qur’an.
PARA dokter ahli terutama jantung menegaskan bahwa fenomena kematian mendadak banyak terjad di tahun-tahun belakangan, meski tindakan pencegahan dan antisipasi juga semakin meningkat. Sebuah fakta medis yang tidak terbantahkan dan membuktikan perkataan Rasulullah saw:
إَنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ أَنْ يُظْهِرَ مَوْتِ الْفَجْأَةِ
“Bahwa diantara tanda-tanda yang dekatnya hari kiamat adalah merebaknya kematian mendadak” (At-Thabrani).
Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa kematian berawal dari dalam sperma, dan berkembang di dalamnya sejak manusia dalam rahim.
BACA JUGA: Kematian, Perpisahan atau Musibah?
Mereka mengatakan: kematian diciptakan dalam setiap unsur sel seperti katup pengaman yang mengontrol kehidupan sel, setelah semua terpecah dan mengubah ukuran unsur-unsur tersebut.
Maka ketika semakin pendek ukurannya maka kematian semakin dekat, dan pada ukuran tertentu sel reproduksi akan berhenti dan mati, dan itulah yang dibuktikan melalui Al-Quran, Allah berfirman:
“Kami telah memperkirakan kematian di antara kalian dan kami tidak mendahuluinya,” (QS. Al-Waqi’ah: 60).
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT menempatkan sistem yang terprogram untuk proses kematian, sehingga para ilmuwan membuat satu istilah ilmiah baru tentang kematian sel yang disebutkan, sesuai dengan fakta-fakta ilmiah, dan ini membuktikan akan mukjizat Al-Quran. []