SURAT Al-Fatihah pasti sering kita bacakan dalam setiap aktivitas dan bacaan shalat. Surat Al-Fatihah yang memiliki delapan ayat ini ternyata banyak mengandung rahasia bahkan sebagai kunci delapan pintu surga.
Mengapa disebut kunci? karena pintu-pintu surga itu ada delapan, dan esensi Al-Fatihah sendiri kembali pada delapan makna.
BACA JUGA: Taman-taman Surga Itu Bernama Majelis Zikir
Perlu diketahui, setiap bagian dari delapan esensi tersebut merupakan kunci-kunci pintu surga sebagaimana tersebut dalam hadits-hadits Nabi ﷺ.
Manakala Anda tidak melapisi hati Anda dengan iman dan pembenaran terhadap hal ini, sementara Anda masih menuntut suatu hubungan-hubungan tertentu di dalamnya, maka Anda perlu meninggalkan pemahaman Anda terhadap surga secara empirik.
Anda tidak lagi samar, bahwa setiap bagian tersebut membuka pintu taman-taman pengetahuan, seperti kami tunjukkan dalam keajaiban-keajaiban makhluk Allah Ta’ala di atas.
Anda juga membuat dugaan bahwa ruh orang arif yang telah dibukakan taman ma’rifatnya, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan orang yang masuk surga yang diliputi hasrat konsumtif dan seksual.
Tentu, tidak bisa disamakan. Bahkan tidak dipungkiri, kecintaan ahli ma’rifat terhadap surga berada pada pintu-pintu ma’rifat itu sendiri, untuk melihat kerajaan langit dan bumi, keagungan ciptaan dan gerakannya, lebih dari sekadar kecintaannya terhadap orang yang dinikahi, makanan yang dimakan dan pakaian yang dipakai.
Bagaimana tidak? Kecintaan yang demikian lebih banyak melingkupi orang-orang arif yang memandang dengan lubuk jiwanya, sedangkan mereka di surga berkawan dengan para malaikat di Firdaus yang tinggi.
Sementara para malaikat sendiri tidak pernah mengonsumsi makanan, minuman, pernikahan maupun pakaian. Mungkin saja, kenikmatan hewani dengan konsumsi makanan, minuman dan hasrat seksual merupakan nilai tambah atas hedonitas manusia.
Apabila Anda memandang bahwa bergaul dengan binatang dengan perikebinatangannya sebagai sesuatu yang lebih berhak untuk diraih, dibandingkan pergaulan kemalaikatan, dalam hal kebahagiaan dan kecintaan ketika berada di hadirat Rububiyah; maka, betapa Anda sangat bodoh dan tergoda. Betapa rendah cita-cita dan citra Anda dalam batas hasrat Anda!
Sementara ketika dibukakan pintu-pintu surga kema’rifatan bagi orang-orang arif, mereka merasa tentram di dalamnya, sama sekali tiada pernah berpaling pada surga orang-orang bodoh. Sebab, memang, mayoritas ahli surga adalah orang-orang bodoh dengan cakrawala surganya.
BACA JUGA: Kunci-kunci Pembuka Pintu Surga
Sedangkan surga orang-orang yang luhur derajatnya, adalah surga bagi mereka yang memiliki lubuk jiwa keagamaan, sebagaimana disebutkan oleh hadits Nabi ﷺ.
Sedangkan Anda yang terlalu membatasi cita-cita Anda, hanya pada kelezatan dan hasrat hewani, tidak lebih atau bahkan sepadan dengan kelas binatang-binatang. Anda tidak mungkin memungkiri bahwa derajat-derajat surga itu, dapat diperoleh melalui ketekunan ma’rifat.
Apabila taman-taman ma’rifat tidak berhak dinamakan sebagai surga, maka justru surgalah yang berhak atas taman-taman ma’rifat tersebut, sehingga menjadi kunci-kunci surga. Anda pun akhirnya tidak dapat mengingkari lagi bahwa di dalam Al-Fatihah itu, terdapat kunci-kunci seluruh pintu surga.[]
Sumber: Jawahirul Qur’an/Karya: Imam Ghazali/Penerbit: Risalah Gusti