REZEKI, siapa yang tak ingin? Jawabannya bisa dipastikan tak ada. Ya, tak ada orang di dunia ini yang tidak menginginkan rezeki. Bahkan, rezeki kerap menjadi permintaan dalam doa. Setiap orang pasti mengharap dan menginginkan rezeki. Kendati rezeki merupakan salah satu hal yang telah digariskan bagi setiap manusia, ikhtiar untuk mendapatkannya tetap diperlukan.
Orang-orang berlomba mencari rezeki mulai dari yang receh hingga lembaran. Tapi, besar kecilnya rezeki yang didapat tetap tak bisa didasarkan pada besar kecilnya usaha manusia, sebab ada kuasa dan ketetapan Ar Razzaq yang mengatur urusan rezeki bagi manusia.
BACA JUGA: 15 Amalan Pembuka Pintu Rezeki
Persoalan rezeki tetap misteri, namun tak sedikit yang berupaya menguaknya hingga manusia dapat memperoleh kelancaran dalam menjemput rezekinya. Salah satunya diungkapkan seorang cendekiawan dan ahli fiqih yang hidup pada abad ke-13, yakni Ibnu Qayyim Al Jauwziyah.
Dalam Zad al-Ma’ad Fi Hady Khayr al-‘Ibad, Ibnu Qayyim memberikan tips untuk mendapatkan kelancaran dan kemudahan rezeki. Menurutnya, ada empat amalan guna mendapatkannya.
Apa saja?
Berikut ini 4 amalan agar lancar dan mudah mendapatkan rezeki menurut Ibnu Qayyim:
1 Menegakkan salat malam (Qiamul lail)
Salat malam adalah amalan yang menjadi kebiasaan orang-orang saleh dan menjadi sarana untuk bisa semakin dekat dengan Allah SWT.
Bila seorang hamba suka bangun malam terutama pada saat sepertiga malam terakhir, maka ia sangat berpeluang untuk mendapatkan apa saja yang diinginkan dari Allah SWT. Termasuk kemudahan dalam hidup, kesuksesan usaha, dan tercukupinya rezeki.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).
Hadis ini memberi isyarat bahwa siapa pun yang menginginkan sesuatu, hendaklah suka bangun malam, salat dan memohon dengan sepenuh hati di waktu yang istimewa itu.
2 Memperbanyak istighfar atau mohon ampun (Katsrat al-istighfar bi al-Ashar)
Istighfar artinya memohon ampun kepada Allah atas segala dosa. Istighfar dapat dilakukan kapan saja, misalnya setiap selesai salat lima waktu, dan terutama pada waktu sahur atau sepertiga malam terakhir.
Nabi SAW sendiri biasa istighfar, setiap harinya lebih dari 70 kali atau 100 kali.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi SAW bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).
Dari Al Aghorr Al Muzanni, yang merupakan sahabat Nabi, bahwa Nabi SAW bersabda,
إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِى وَإِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702).
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan bahwa makna hadis di atas, yaitu ketika Nabi SAW dalam keadaan malas beliau membacanya seperti itu. Artinya, beliau rutin terus mengamalkan zikir istighfar setiap harinya.
Bila seorang hamba memperbanyak istighfar, maka Allah akan memperhatikan apa yang dibutuhkan hamba-Nya.
3 Membiasakan sedekah (Ta’ahud al-sadaqah)
Allah menjanjikan kepada siapa pun yang suka bersedekah, apapun bentuknya, akan diberikan balasan sesuai yang dikehendakiNya. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS Saba’ : 39)
4 Berzikir di wakti pagi dan sore hari (Al-dzikr awwal al-nahar wa akhirahu)
Zikir artinya mengingat atau menyebut. Yakni mengingat atau menyebut nama Allah SWT. Orang yang suka mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingatnya. Allah SWT berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS Al-Baqarah:152)
Zikir kepada Allah diperintahkan setiap waktu, pagi, siang, sore, dan malam hari. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud No. 5084 dan al-Tirmidzi No. 3575 dikisahkan bahwa Abbdullah bin Khubaib RA bercerita. Suatu saat kami keluar mencari Rasulullah SAW untuk salat bersama kami, di saat hujan dan gelap gulitanya malam.
Aku pun mendapatkan beliau. Lalu berkata: ‘Bacalah!’ Saat itu aku tidak mengucapkan apapun. Beliau berkata lagi: ‘Bacalah!’ Aku masih belum berkata apa-apa. Beliau mengulangi ucapannya: ‘Bacalah!’ Aku pun bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apa yang aku baca?’
Beliau bersabda: ‘Bacalah: Surat al-Ikhlash, dan al-Mu’awwidzain (Al Falaq dan An Nas) ketika masuk waktu sore dan masuk waktu pagi sebanyak tiga kali. Maka hal itu akan mencukupi kamu dari segala sesuatu.” Hadis ini menurut al-Albani hasan sahih. (al-Albani, al-Targhib Wa al-Tarhib, I/158).
Hadis tersebut menerangkan bahwa siapa pun yang suka berzikir kepada Allah, terutama zikir dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas, masing-masing tiga kali, baik di waktu pagi maupun sore, maka Allah akan mencukupi kehidupannya.
Apabila empat amalan tersebut dilakukan dengan baik, penuh rasa tunduk dan patuh kepada Allah serta beriman sepenuh hati bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, maka apa yang diminta hamba-Nya pasti akan diberikan. []
Referensi: Zad al-Ma’ad Fi Hady Khayr al-‘Ibad/Karya: Shams Al-Din Abu ‘Abd Alla Ibn Qayyim Al-Jawziyah/Penerbit: Turath For Solutions/Tahun: 2013