DOA merupakan senjata orang-orang yang beriman. Doa merupakan inti ibadah. Doa merupakan satu di antara bentuk butuhnya seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Doa juga sarana memuji Allah Ta’ala dengan pujian yang Dia syariatkan di dalam al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Sayangnya, banyak kaum Muslimin yang malas berdoa. Di antara yang berdoa itu, sebagiannya hanya modus; berdoa saat butuh dunia, kemudian lupa saat semua kebutuhannya terpenuhi. Sebagiannya lagi berdoa, tapi tidak mengetahui cara dan rahasianya hingga doanya hambar lantaran tak kunjung menjadi kenyataan.
Jika ada yang merasa doanya hambar, hal itu terjadi karena ada rahasia berdoa yang belum diamalkan.
“Berdoalah kepada Rabbmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut.” Qs. al-A’raf [7]: 55)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, “Berdoalah dengan merendahkan diri, penuh ketenangan, dan suara lembut.”
Ayat ini senada dengan ayat lain di surat yang sama, “Dan sebutlah nama Rabbmu dalam hatimu.” (Qs. al-A’raf [7]: 205)
Berdoalah dengan merasa rendah di hadapan Zat Yang Mahamulia. Sampaikan pujian dan permintaan dengan lembut kepada Zat Yang Mahalembut dan Maha Mendengar. Tidak perlu berlebih-lebihan. Tidak usah menggunakan suara yang lantang selayak teriakan.
“Hai sekalian manusia,” sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dari sahabat mulia Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim Rahimahumallahu Ta’ala, “rendahkanlah suara kalian. Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Rabb yang tuli dan jauh. Sesungguhnya yang kalian seru adalah Tuhan Yang Maha Mendengar dan sangat dekat.”
Inilah di antara panduan dalam berdoa. Panduan ini dijamin keterkabulannya karena berasal dari Allah Ta’ala di dalam al-Qur’an al-Karim. Siapa yang mengamalkannya, keterkabulan adalah jaminan untuknya. Siapa yang menolak atau menyelisihinya, baginya dosa sombong karena menolak kebenaran dari Zat Yang Mahabenar.
Namun demikian, dibolehkan berdoa dengan suara keras, asal tidak berlebihan. Sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat, doa dengan suara keras sebagai wujud syiar. Dengan suara keras yang teratur, nama Allah Ta’ala akan lebih mudah dirasakan di dalam hati. Apalagi jika diucapkan secara bersamaan. []
Sumber: Kisahhikmah.com