ATHA al-khurasani berkata, “Tuhan mengasihi kepada hamba-Nya ketika dia dimasukkan ke dalam kubur, dan saat ditinggal oleh para pengantar serta keluarganya.” Demikian menurut sebuah hadits marfu yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas.
Abu Ghalib berkata, aku menemui Abu umamah Al bahili di Syam. Pada suatu hari aku menjenguk seorang pemuda yang jatuh sakit, tetangga dekat Abu Umamah. Aku melihat dia tengah ditunggui oleh pamannya. Pamannya lalu berkata kepadanya, “Hai musuh Allah, bukankah aku telah menyuruhmu dan melarangmu? ”
Pemuda itu lalu berkata, “Seandainya Allah mempertemukanku dengan mendiang ibuku, apa yang akan dilakukan Ibuku padaku?”
BACA JUGA: Kisah Seorang Penggali Kubur
Pamannya menjawab, “Dia akan memasukkanmu ke dalam surga.”
Pemuda itu berkata, “Sesungguhnya Allah lebih sayang padaku daripada Ibuku sendiri.” Sehabis berkata begitu, pemuda itu meninggal.
Lalu, aku bersama pamannya ikut masuk ke dalam kuburnya. Ketika kuburnya dirapikan, tiba-tiba pamannya berteriak kaget.
Aku bertanya, “Ada apa dengan engkau?”
Dia menjawab, “Allah telah melapangkan kuburnya dan memenuhinya dengan cahaya.”
Abu Sulaiman Ad-Darani pernah berdoa, “Ya Allah, Tuhan yang maha kuasa, kasihinailah aku nanti yang merasa asing dan sendirian di dalam kubur. Ya Allah, yang menemani setiap orang yang sendirian, hiburlah kesendirianku nanti di dalam kubur.”
Sungguh indah apa yang dikatakan oleh seorang penyair Abu Bakar Abdurrahman bin Muhammad bin Mafawiz:
Hai orang-orang yang berdiri dekat kuburku
Ambilah pelajaran
Dengarkan kata tulang-tulang
Yang telah hancur lebu
mereka meninggalkanku begitu saja
Di perut liang lahat ini
Mereka takut dosa-dosaku
BACA JUGA: Penyebab Siksa Kubur
Dan putus asa
Dari Allah Sang Pemberi Karunia
Ingin aku katakan pada mereka
Janganlah mengeluh
Karena aku telah berbaik sangka
Kepada yang Maha Penyayang
Dan Maha Pemurah []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM