SYA’BAN merupakan bulan ke delapan dalam penanggalan kalender hijriah. Sya’ban berada di antara da bulan mulia yakni Rajab dan Ramadhan, Sya’ban pun tak kalah mulia.
Menurut Yahya bin Muadz, kata Sya’ban itu terdiri dari lima huruf yang memiliki makna tertentu. Huruf ‘Syin’ dan ‘Ain’ berarti syafaat dan syaraf (kemuliaan). Huruf ‘Ba’ berarti bir (kebajikan). Huruf ‘Alif’ berarti ulfah (lemah lembut), dan huruf ‘Nun’ berarti nur (cahaya).
BACA JUGA:Â Catatan tentang Ajal dan Bulan Sya’ban
Dengan demikian, menurut Yahya, insan yang menghormati bulan Sya’ban dan mengisinya dengan berbagai amal kebajikan dan ibadah, maka akan mendapat kemuliaan, kedudukan yang tinggi, dan kebajikan yang berlipat di sisi Allah, serta memperoleh syafaat dariRasulullah. Selain itu, hidupnya pun akan diisi dengan kehidupan yang lemah lembut.
Ada pula ulama yang menyatakan Sya’ban merupakan bulan untuk membersihkan hati. Pada bulan ini diharapkan untuk mengisi hati dengan amal kebajikan dan menjaganya dari perbuatan maksiat yang daat menggelapkan hati. Dengan begitu, makahati bisa menjadi jernih dan bersih.
Sebagian hukama (ahli hikmah) juga mengatakan, Sya’ban merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki jiwa dari sifat-sifat tercela. Diharapkan bulan ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk membersihkan hati dari kotoran dan kegelapan, sehingga berganti jiwa memancarkan cahaya yang jernih dan terang.
Mengisi bulan Sya’ban dengan amal kebajikan merupakan hal yang paling pas dilakukan, termasuk dalam memantapkan diri menyambut Ramadhan. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah puasa sunnah.
Rasulullah Saw pernah menjawab pertanyaan sahabat Usamah tentang bulan yang banyak sekali Rasulullah Saw berpuasa di dalamnya, yakni Sya’ban.
BACA JUGA:Â Mengapa Rasulullah Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban?
Rasulullah bersabda, “Bulan itu sering dilupakan orang, karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sdang padabulan itulah diangkatkan amalan-amalan kepada Allah. Maka aku ingin amalanku dibawa naik selagi aku dalam keadaan berpuasa.” (HR Abu Daud dan Nasa’i)
Nah, setelah Rajab berlalu dan sebelum Ramadhan datang, masih ada banyak amalan yang perlu dilakukan sehingga kemuliaan pun bisa diraih di bulan Sya’ban. []
Sumber: Kedahsyatan Puasa/ Karya: M Syukron Maksum/ Penerbit: Pustaka Marwa/Tahun: 2009