AMERIKA SERIKAT—PBB menyebut situasi kemanusiaan di Yaman sebagai “tragedi suram.” PBB juga mengakui bahwa mereka kalah dalam perang melawan kelaparan di Negara miskin di Timur Tengah ini.
Mark Lowcock, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (OCHA), mengomentari situasi sulit ketika memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan tentang situasi kemanusiaan di Yaman.
BACA JUGA: Hanya Makan Daun, Begini Kondisi Anak-Anak Yaman
Lowcock mengatakan pada Jumat (21/9/2018) pekan lalu, jutaan orang di seluruh negeri berisiko mati akibat kelangkaan makanan dan situasi telah memburuk dengan cara yang “mengkhawatirkan.”
“Kami sudah melihat kondisi buruk di Yaman seperti kelaparan – termasuk kasus orang-orang terpaksa makan daun karena mereka tidak memiliki pilhan lain,” kata Lowcock.
Dia mengatakan, 75 persen penduduk Yaman, sekitar 22 juta jiwa membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Yaman kian bertambah miskin telah didera gelombang kekerasan sejak 2014. Saat itu pemberontak Syiah Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa dan provinsi Hudaydah.
Konflik meningkat pada 2015 ketika Arab Saudi dan sekutunya meluncurkan operasi udara besar-besaran di Yaman yang bertujuan untuk melawan Houthi dan menopang pemerintah Yaman yang sah.
Kekerasan telah menghancurkan infrastruktur dasar Yaman, termasuk sistem kesehatan dan sanitasi, mendorong PBB untuk menggambarkan situasi sebagai “salah satu bencana kemanusiaan terburuk di zaman modern.”
BACA JUGA: UNICEF: Yaman Ibarat ‘Neraka’ bagi Jutaan Anak-Anak
“Kita sekarang mungkin mendekati titik kritis, di luar itu, tidak mungkin untuk mencegah hilangnya nyawa secara besar-besaran akibat meluasnya kelaparan di seluruh negeri,” kata Lowcock.
Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa situasi tetap stabil dan bahwa korban jiwa terburuk telah dihindari berkat upaya bantuan. []
SUMBER: MINA