MENGHITUNG hari, detik demi detik. Eh stop! Itu lirik sebuah lagu. Tapi lirik lagu tersebut bisa dilantunkan dalam menyambut Ramadhan, yang memang tinggal menghitung hari. Bulan penuh kerinduan, kembali menyapa. Dan di setiap kedatangannya, selalu membawa bahagia.
Namun jika dipikir, apa yang membuat bahagia itu? Bahagia dengan kedatangan ramadhan. Nah ini yang sulit diterjemahkan lewat kata-kata. Ada kegembiraan ketika santap sahur. Ada keriangan ketika mengikuti majelis-majelis ilmu. Ada kehangatan ketika tadarus Al-Quran. Ada kebersamaan dalam menikmati menu buka puasa. Dan ada sirat-sirat wajah penuh keramahan di malam shalat tarawih.
Ternyata kebahagiaan dalam menyambut ramadhan itu dialami setiap orang, menggejala. Bukan hanya dialami oleh diri pribadi. Menjadi epidemi positif. Kita menyambut datangnya kembali sang tamu yang penuh dengan keberkahan.
Kemudian saya dapati hadits berikut: dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أتاكم رمضان شهر مبارك. فرض الله عز وجل عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب السماء، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغلّ فيه مردة الشياطين، لله فيه ليلة خير من ألف شهر، من حرم خيرها فقد حرم
Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan. (HR. Ahmad, Nasai 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ya, Ramadhan penuh keberkahan. Tambang emas kebaikan. Bak oase ditengah gurun pasir. Pelepas dahaga dibalik berbagai macam intrik kehidupan.
Syaikh Abdullah al-Fauzan mengatakan Ramadhan adalah kabar gembira bagi mereka dengan adanya masa yang agung, yang selayaknya dimuliakan oleh orang-orang shaleh yang menyisingkan lengan untuk beramal.
Ah mungkin kabar gembira ini lah yang memompa adrenalin kita hingga begitu semangat menyambut Ramadhan. Semangat untuk kembali mendekati Sang Pencipta. Mendekat lagi dan lagi. Dan Ramadhan itu, sebentar lagi. []