Oleh: Soraya “Ammaliza” Shahab
mabdagabek000@gmail.com
ALHAMDULILLAH, bulan suci Ramadhan kembali menyapa. Suka cita dan bahagia menghiasi ruang hidup manusia. Suasana syahdu seiring dengan menggemanya lantunan ayat suci Alquran di masjid-masjid, kadang terdengar merdu dan lirih di rumah-rumah mengisi relung jiwa.
Ya, di bulan ini, lantunan ayat suci Alquran mengisi atmosfer kita. Menggetarkan hati yang dahaga bahkan menumpahkan air mata, larut dalam khusyuk mentadaburinya. Begitulah fitrahnya, manusia pada dasarnya ingin bersama dengan pegangan hidupnya.
BACA JUGA: Keutamaan Tadarus Alquran di Bulan Ramadhan
Allah SWT berfirman dalam Q.S al-Baqarah 185: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”
Oleh karena itu, tentulah bulan ini identik dengan Alquran. Maka tak heran, aktifitas membaca, memahami dan merenungkannya mewarnai segenap sisi siang dan malam.
“Bulan Alquran” ini sepatutnya me-remind kita bahwasanya fitrah manusia adalah terikat dengan kitab suci. Tak hanya digaungkan dalam bentuk lantunan, namun juga hendaknya penerapan. Tak juga penerapan dengan ala kadar prasmanan, namun haruslah keseluruhan.
Dengan demikian, keberkahan dan kesyahduan ini tak terbatas dirasa di bulan Ramadhan semata, tapi juga dirasakan seluruh umat manusia di sepanjang masa. Bahkan mampu mengantarkan manusia pada keselamatan.
Dari Abdullah bin Mas’ud RA bahwa Nabi SAW bersabda, ”Alquran itu adalah jamuan dari Allah, karena itu terimalah jamuan ini semampumu. Sesungguhnya Alquran ini tali Allah yang kuat dan cahaya-Nya yang cemerlang, dan sebagai obat yang berguna. Dia adalah pegangan bagi orang-orang yang berpegang padanya dan keselamatan bagi orang-orang yang mengikutinya. Dan tidak pernah menyimpang sehingga perlu dilempangkan, tidak pernah bengkok sehingga perlu diluruskan, tidak pernah habis keajaiban-keajaibannya, dan tidak pernah lapuk karena banyaknya orang yang menolaknya. Bacalah ia, karena Allah akan memberimu pahala pada tiap-tiap hurup yang kamu baca sebanyak sepuluh hasanah (kebaikan), saya tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR Hakim).
BACA JUGA: Mau Khatam Quran Selama Ramadhan, Ini Tips-nya
Mari azzamkan diri, mengisi Ramadhan mulia ini dengan lantunan ayat suci. Tak sekedar lantunan, namun sambil memohon agar segera bisa diterapkan sebagai aturan. []