Oleh: Imam Agung Dr Ali Jum’ah, Mufti Republik Arab Mesir
RASULULLAH SAW bersabda: “Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hembusan-hembusan di hari-hari dalam umur kalian, maka datangilah hembusan-hembusan tersebut, agar salah satu di antara kalian mendapatkannya karena dia tidak akan merasakan kesedihan selamanya setelah mendapatkannya,” (HR Thabrani).
Adalah satu hembusan terbesar yang diberikan Allah, dan sebagai bentuk Allah dalam memuliakan peradaban Islam adalah dengan memberikan satu bulan yang membawakan wangi syurga, bulan di mana di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang dikhususkan oleh Allah SWT. Dengan keutamaan-keutamaan dan keberkahan-keberkahan yang tidak terdapat pada bulan-bulan yang lainnya. Agar mendapatkan derajat yang tinggi, dan untuk memperbaiki perbuatan di masa lalu.
BACA JUGA: Buya Yahya Tanggapi Isu Dukhan akan Terjadi Hari Jumat 15 Ramadhan
Allah Swt berfirman, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu,” (QS Al Baqarah:185).
Di antara keutamaan-keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT di bulan Ramadhan adalah diturunkannya Al Qur’an Karim, yaitu mu’jizat yang kekal sebagai bukti kenabian Rasulullah SAW dari waktu ke waktu, yang mengatur segala aspek tatanan hukum semesta, dan sesuai di setiap waktu dan tempat, karena Al-Qur’an berfungsi sebagai pengawas dalam kehidupan yang Allah Istimewakan dengan turunnya kita suci itu.
Selain diturunkannya al Qur’an, Allah juga mengistimewakan bulan ini dengan menurunkan kitab-kitab suci samawi lainnya, Nabi Muhammad saw, bersabda “Shuhuf Ibrahim as, pada awal malam Ramadhan, dan taurat diturunkan pada enam ramadhan, injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan dan al Qur’an diturunkan pada dua puluh empat Ramadhan,” (HR:Ahmad). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Kemungkinan besar malam lailatul qadar pada tahun itu adalah pada malam tersebut, maka diturunkan al Qur’an ke langit dunia, kemudian diturunkan pada hari ke dua puluh empat ke dunia awal surat al ‘Alaq,” (Fathul Bari 5/9).
Perumpamaan keutamaan bulan Ramadhan di banding dengan bulan-bulan lainnya, adalah seperti keutamaan Nabi Yusuf as. di antara saudara-saudaranya, karena Nabi Yusuf as. adalah putra yang paling dicintai oleh Nabi Yaqub as. di antara yang lainnya. Begitu pula Ramadhan adalah bulan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana keutamaan Nabi Yusuf AS. adalah meramal mimpi dan limpahan maaf atas perlakuan jahat saudara-saudaranya. Allah swt berfirman: “Dia (Yusuf) berkata: ‘Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayangm,”(QS Yusuf:92). Begitu juga di bulan Ramadhan terdapat di dalamnya ampunan, keberkahan dan kenikmatan.
Melihat keistimewaan yang diberikan oleh Allah di bulan yang mulia ini, karena keberkahan, ampunan dan rahmatnya, maka Allah memerintahkan untuk memperbanyak amal sunnah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dan Allah akan memberikan pahala yang berlimpah melebihi pahala-pahala di bulan lainnya.
Sunnah yang pertama adalah: senantiasa membaca al-Qur’an secara rutin (mendawamkan), terutama pada malam hari. Allah swt Berfirman: “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu´) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan,” (QS Al Muzammil:6). Dan bangun di waktu malam adalah jiwa-jiwa yang dibangunkan oleh malam sehingga timbul energi dalam diri untuk selalu mengisinya dengan Al-Qur’an oleh pancaran cahaya spiritual yang terjadi di tengah kegelapan malam.
Dan jiwa yang demikian sangat besar pengaruhnya terhadap empati bermasyarakat, peluang dalam menggapai kesuksesan juga sangat terbuka lebar, dan terjalinnya hubungan erat antara si pemilik jiwa melalui perantara hati, mulut, dan seluruh anggota tubuh ketika sedang membaca Al-Qur’an.
BACA JUGA: Orang yang Merugi di Bulan Ramadhan
Selain itu juga akan terjadi keselarasan antara peristiwa syar’i dengan membaca al-Qur’an di malam hari, dengan peristiwa Alami yaitu proses diturunkannya Al-Qur’an pada malam hari. Maka setiap kali seorang muslim membaca al-Qur’an di malam hari, meningkatlah konsistensinya menjadi lebih erat dengan Alam, dan akan semakin bertambah erat ketika membacanya di bulan Ramadhan.
Sunnah kedua adalah sedekah, karena memiliki keberkahan yang sangat besar bagi yang mengamalkannya dan dapat memberikan kontribusi bagi orang lain. Maka terjadilah kebaikan dan pahala secara umum dan berjama’ah, sehingga memberikan kemudahan hidup bagi fakir miskin selama bulan Ramadhan sangat dianjurkan. Karena ketika semakin banyak yang sedekah di antara kaum muslimin, maka semakin terpancar cahaya al Qur’an di bulan ini, sebagai bentuk kemurahan hati.
Oleh karena itu “Sesungguhnya Rasulullah SAW, adalah orang yang paling dermawan di bulan Ramadhan, dan orang yang paling baik di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Malaikat Jibril as. Yang menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Rasul Al Qur’an. Dan ketika Rasul bertemu jibril as. Maka beliau menjadi orang yang paling murah hati melebihi hembusan angin,” (HR Bukhari). Maksud dari hembusan angin adalah kebaikan yang tak terbatas, berlaku dalam jangka dekat atau jangka panjang, tidak terbatas antara seseorang dengan yang lain, atau kelompok dengan kelompok lainnya. inilah bentuk kebaikan nabi dalam memberi sehingga tidak takut akan kefakiran. []
Diterjemahkan oleh: Dedih Mulyadi/Islampos