Oleh: Abdullah Saleh Hadrami, Penulis Tinggal di Malang
ALLAH Ta’ala berfirman: “Bulan Ramadhan itulah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan menjadi keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan membedakan antara yang hak dan yang bathil. Maka barang siapa diantara kamu melihat bulan itu hendaklah ia berpuasa.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir: 29-30)
Membaca Al-Qur’an ada dua macam: Membaca lafadnya (hurufnya) saja dan membaca lafadh serta hukumnya dengan mengimani serta mengamalkan isinya. Yang kedua inilah tujuan di turunkannya Al-Qur’an.
Al-Qur’an mengandung berbagai obat dan kesembuhan bagi hati dan anggota tubuh lainnya dari segala penyakit.
Allah Ta’ala berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)
Allah Ta’ala berfirman pula: “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Israa’: 82)
Allah Ta’ala berfirman pula: “Katakanlah: “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar (penyembuh) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushshilat: 44)
Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an dan hatinya menyertainya dengan khusyu’, pasti akan mampu memandang kebenaran dan kebatilan, mampu membedakannya seperti ia mampu membedakan antara malam dan siang.
Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Orang yang terbaik diantara kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dll)
Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan lancar (dan benar tajwidnya) bersama para malaikat yang mulia lagi baik, sedang orang yang membaca Al-Qur’an tersendat-sendat dan berat (kurang lancar), baginya dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: ”Sesungguhnya orang yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (al-Qur’an) mendapat satu kebaikan dan dilipat gandakan sampai sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi dengan sanad hasan)
Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Mengapa salah seorang dari kamu tidak pergi ke masjid lalu mempelajari atau membaca dua ayat dari kitab Allah, hal itu lebih baik baginya daripada dua ekor onta, tiga (ayat) lebih baik baginya daripada tiga (ekor onta), empat (ayat) lebih baik baginya daripada (empat ekor) onta dan sejumlah bilangannya (ayat) (lebih) baik dari onta.” (HR. At-Tirmidzi. Beliau berkata: Hadis Hasan Sahih)
Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhya pada hari kiamat nanti ia akan datang untuk memberi syafaat kepada para pembacanya (yang mengamalkan)”. (HR. Muslim)
Beliau –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya ada satu surat dalam Al-Qur’an yang berisi tiga puluh ayat memberi syafaat (pertolongan) kepada seseorang sehingga diampuni (dosa-dosanya), yaitu surat Tabaarak (Al-Mulk).” (HR. Imam Ahmad dll dengan sanad hasan)
Dalam membaca Al-Qur’an hendaklah kita tidak terburu-buru dan hanya mengejar khatam saja, akan tetapi kita meresapi dan merenungkan isi serta kandungannya. Sebagaimana para sahabat Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, mereka tidak melampaui sepuluh ayat sebelum paham dan mengamalkannya.
Ibnu Abbas –Radhiallahu ‘Anhuma berkata: “Membaca satu surat dengan tartil (dengan penghayatan dan tadabbur) lebih aku sukai dari pada membaca Al-Qur’an seluruhnya (dengan cepat tanpa penghayatan dan tadabbur).”
Allah Ta’ala berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?.” (QS. Muhammad: 24)
Khabbab –Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Bertaqarrublah kepada Allah semampumu! Ketahuilah sesuatu yang paling disukai oleh Allah Ta’ala untuk bertaqarrub kepadaNya adalah kalamNya (membaca Al-Qur’an).”
Utsman bin Affan –Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Andaikan hatimu itu bersih, pasti tidak akan pernah kenyang dari kalam Rabb-mu (ingin selalu membaca Al-Qur’an).”
Ibnu Mas’ud –Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Barangsiapa ingin mengetahui bahwa ia cinta kepada Allah, maka hendaklah mengukur dirinya dengan Al-Qur’an. Jika ia cinta kepada Al-Qur’an, berarti cinta kepada Allah, karena Al-Qur’an adalah kalam Allah.”
Marilah kita jadikan Ramadhan kita sebagai bulan Al-Qur’an dengan membaca, mempelajari dan mengamalkannya. Semoga kita dapat meraih semua keutamaan tersebut dan mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat, aamiin. []