XINJIANG– Muslim Uighur di Cina tak hanya harus menjalani puasa Ramadhan selama 16 jam tahun ini. Namun, mereka juga harus berhadapan dengan upaya diskriminasi yang dilakukan oleh otoritas Beijing.
Seluruh rumah makan di provinsi Xinjiang telah diperintahkan untuk buka pada siang hari selama bulan suci Ramadhan. Mereka yang bekerja di Partai Komunis Cina diperintahkan untuk bekerja 24 jam tanpa menghiraukan para pekerja yang berpuasa
Di daerah tetangga Hotan provinsi, para siswa diharuskan melihat film-film propaganda komunis dan melakukan kegiatan olahraga pada hari Jum’at.
Meskipun pada hari itu adalah waktu Shalat Jum’at bagi umat Islam. Hal ini sesuai dengan upaya Beijing yang terus berlanjut untuk meruntuhkan sentimen nasionalis dan religius di provinsi Xinjiang, rumah bagi Muslim Uighur yang menginginkan kemerdekaan dari Cina.
Seorang pejabat dari kota Zawa, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa guru, pegawai negeri dan pegawai di sektor jasa tidak diizinkan untuk berpuasa selama bulan Ramadhan. “Ini sangat dilarang dan jika mereka ditemukan puasa selama periode ini, mereka akan ditindak,” ujarnya
Menurut para analis, Beijing berusaha melunturkan identitas etnis dan agama etnis Uighur melalui sebuah kebijakan di Xinjiang. Cina mengatakan keamanan dan persatuan nasional menjadi prioritas negara tersebut. Oleh karenanya, perbedaan agama atau etnik tidak dapat ditolerir.[]
Sumber: The New Arab