Oleh: Ustaz Felix Y Siauw
SAAT seorang hamba sudah mengetahui dan menyaksikan keindahan Ramadhan dan terpesona padanya, maka ia akan berpuasa di dalamnya sebulan secara maksimal.
Selepas menyempurnakan puasanya, maka Allah berfirman di dalam Al-Qur’an, bahwa Allah menghendaki kemudahan, “Yuridullahu bikumul yusra, wa laa yuridu bikumul usra”, begitu.
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Seringkali ayat ini diartikan, “Allah menghendaki kemudahan bagimu”, padahal bila begitu artinya, maka Allah akan gunakan lafadz “LAKUM al-yusra” bukan “BIKUM al-yusra” dalam ayat-Nya.
Akan tetapi Allah gunakan “Yuridullahu BIKUM al-yusra”, yang lebih kepada makna “Allah menghendaki dengan engkau ada kemudahan, artinya kita yang memudahkan manusia
Itulah salah satu keberhasilan Ramadhan, ketika kita jadi manusia yang memudahkan orang lain, tidak mempersulit. Kita bisa bermanfaat bagi orang lain bukan menyusahkan
Mengapa? Sebab Muslim yang sudah menjalani latihan berat selama 30 hari dengan interaksinya bersama Al-Qur’an, harusnya sudah siap untuk menjadi Muslim yang sejati.
Firman Allah “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” – QS 2: 185.
Muslim yang diberikan Allah petunjuk setelah selesai Ramadhan akan mendapatkan ijazah dari Allah, yakni takwa. Dalam makna dia akan menjaga dirinya dari segala yang dilarang Allah.
Maka ia sejatinya adalah orang yang bersyukur, sebab tidak semua manusia diberikan kesempatan untuk beroleh petunjuk dari Allah, sebagaimana yang Allah sampaikan.
Sudahkah kita berlatih untuk jadi jalan Allah memberikan kemudahan pada manusia? Menebar kebaikan pada sesama? Juga membagi manfaat pada lingkungan kita?
Mari dalami Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini, agar kita selalu bisa memberikan kemudahan bukan kesulitan, memberi manfaat bukan mafsadat, dirindukan bukan disesali. []