Oleh: Widya
Founder Komunitas Muslimah Menjahit
RAMADHAN akan segera tiba. Bulan yang dinantikan para muslimin dan muslimah. Bulan yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan,kemuliaan dan keberkahan.
Ramadhan juga sering disebut sebagai bulan pembinaan umat. Pembinaan dalam islam bisa berbentuk bimbingan, petuah, pengajaran dan pemberian petunjuk-petunjuk risalah. Terkadang kita justru dibiarkan agar perlahan-lahan tumbuh dewasa dan menemukan jati diri. Pembinaan dapat berupa doktrinasi tetapi di lain waktu kita diminta untuk menterjemahkan dan memecahkan sendiri rahasia kehidupan yang ditemukan.
Maka di bulan ramadhan ini Allah membina dan menempa umatnya dengan berbagai amalan yang khusus dilaksanakan di bulan ramadhan saja agar kita bisa meraih kualitas taqwa.
BACA JUGA: Puasa Ramadhan-nya Rasulullah Saw
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah: 183 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menyebutkan, “Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat di atas mengenai hikmah disyari’atkan puasa yaitu agar kita bertakwa. Karena dalam puasa, kita mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Maka tidak heran jika para sahabat Rasulullah dulu membuat persiapan dalam rangka menyambut bulan ramadhan dari 6 bulan sebelumnya.
Mu’alla bin Al-Fadhl, salah satu ulama tabiu’ tabiin berkata, “Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Bagaimana dengan kita?
Tidak terasa kita sudah memasuki pertengahan bulan rajab, lalu sya’ban dan ramadhan. Belum terlambat untuk segera berbenah menyambut bulan yang suci, bulan Ramadhan.
Seperti diutarakan Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitab Latha’ifu Al Ma’arif Fi Ma Limawasim Al ‘Am minal Wadza’if. Dalam kitab tersebut, Ibnu Rajab menukil pandangan sejumlah ulama, salah satunya adalah Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi.
“Bulan Rajab adalah bulan bertanam. Sedangkan Sya’ban adalah bulan pengairan tanaman. Adapun Ramadan adalah bulan panen tanaman.”
Gambaran ini merupakan dorongan agar kita semakin giat beribadah dalam rangka menyambut panen raya dengan gembira pada saat Ramadhan. Rajab adalah waktu kita menanam benih amal, memelihara tanaman amal dengan baik pada Sya’ban, dan merasakan hasilnya dengan kenikmatan ibadah di bulan Ramadan.
Sebagian ulama menggambarkan satu tahun penuh diibaratkan pohon, maka Rajab adalah masa di mana daun pohon amal saleh bertumbuh. Kemudian diikuti dengan bulan Sya’ban yang menggambarkan amal-amal kebaikan semakin intensif dan bercabang. Puncaknya adalah Ramadhan, yaitu: ketika persiapan-persiapan serius di bulan Rajab dan Sya’ban bisa dipetik buahnya di bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah.
Muslim yang baik tidak akan menyia-nyiakan waktu-waktu mulia berlalu begitu saja tanpa produktivitas kebaikan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda: “Berbuat baiklah di sepanjang usia kalian. Bersiap dan sambutlah hembusan rahmat kasih sayang Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT memiliki hembusan-hembusan rahmat dan kasih-Nya, yang akan diraih oleh para hamba yang dikehendaki-Nya. Dan mohonlah kepada Allah SWT agar Ia menutup aurat (keburukan) kalian dan menentramkan kalian dari rasa takut dan kecemasan” (HR. At-thabrani).
Dampak dari rahmat Allah SWT tersebut sangat besar bagi seorang hamba, bahkan bisa berdampak sepanjang kehidupan hamba secara kesesluruhan.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Muhammad bin Maslamah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hembusan-hembusan pada hari-hari dalam setahun, maka sambutlah, semoga kalian mendapat hembusan-Nya dan tidak akan sengsara setelah itu selamanya”. (HR. At-Thabrani). Ada yang mengatakan bahwa hadits tersebut “lemah”, diantaranya Imam Suyuthi dan Syekh Al-Bani, namun hadits tersebut bisa dipakai untuk memotivasi beramal kebaikan.
Sebelum masuk Sya’ban, pada bulan Rajab ini ada peringatan Isra’ Mi’raj sebagai momentum fenomenal sebagai waktu disyariatkannya shalat wajib 5 waktu. Masyarakat Muslim diingatkan dan seringkali ingat dengan momentum Isra-Mi’raj serta pensyariatan kewajiban ibadah shalat. Begitu pula dengan bulan setelah Sya’ban yaitu Ramadhan, masyarakat Muslim notabene “tidak lupa” untuk beramal kebaikan, dengan diwajibkannya puasa serta diiringi ibadah sunah lainnya. Namun pada bulan Sya’ban yang berada antara Rajab dan Ramadhan, seseorang mudah lengah mengisinya dengan kebaikan. Jikapun ada fenomena “persiapan” di bulan ini untuk menyambut Ramadhan, seringkali lebih kepada “persiapan dapur” atau semacamnya.
Di sisi lain, banyak omongan-omongan yang tidak etis terucap, seperti “mumpung belum masuk ramadhan, puas-puasin ngerjain maksiat”, “mumpung belum puasa, puas-puasin makan..”, dan seterusnya. Padahal Sya’ban dijadikan sebagai momen persiapan untuk mengoptimalkan Ramadhan. Agar seorang Muslim tidak “kaget” ketika menjalankan Ramadhan. Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban dapat dilakukan sebagai bentuk persiapan menjelang Ramadhan, agar bisa mengisinya secara optimal dan maksimal.
BACA JUGA: Ramadhan Bulan Bercermin
Sebagai bulan pembinaan, maka bulan ramadhan memiliki dimensi pembinaan yang beragam, mendalam dan semua orang dapat mengikuti dan memilikinya. Dari 12 bulan yang ada hanya bulan ramadhan lah yang Allah tetapkan sebagai bulan diwajibkannya puasa sebulan penuh.
Dari idul fitri tahun lalu hingga ramadhan tahun ini kita telah melalui kehidupan, tugas dan tanggung jawab, rintangan dan ujian, kesalahan dan kekeliruan, prestasi dan kemuliaan, nikmat dan musibah, dan berbagai bentuk kehidupan lainnya. Tetapi sesungguhnya kita telah merangkak naik memperbaiki dan membenahi diri, agar hidup lebih mulia dan lebih berarti. Apa yang menjadi pendorongnya? Itulah hasil tempaan ramadhan tahun lalu.
Semoga kita semua Allah takdirkan bertemu kembali dengan ramadhan mulia, semoga di ramadhan tahun ini, kita mendapatkan binaan, tempaan, ampunan, keridhaan, barokah dan rahmat yang sebesar-besarnya. Amiin Allahuma Aamiin. Wallahu’alam bish shawab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.