Oleh: Fitria Miftasani
Dosen, Ibu Rumah Tangga
fitriamiftasani@gmail.com
BARANGKALI ibu adalah sosok tersibuk selama Ramadhan. Setelah sebelumnya ibu adalah sosok yang selalu tertidur paling akhir dan bangun paling awal, di bulan Ramadhan ini ibu harus bangun lebih pagi. Menyiapkan makan shaur dan membangunkan seluruh anggota keluarga.
Belum lagi pengeluaran yang tiba-tiba membengkak karena harga barang yang terus merangkak naik. Membuat para ibu senantiasa harus memutar otak untuk menyediakan pangan yang bergizi dan ekonomis. Belum lagi jika sang ibu memiliki seorang bayi atau anak yang masih kecil.
Sulit rasanya bahkan untuk membaca Al-Quran, karena harus berebut dengan sang anak. Ditambah lagi ibu yang bekerja, persoalannya semakin bertambah kompleks. Di sepertiga malam saat hendak bermunajat kepada Allah, tak jarang badan sudah sedemikian lelah, sehingga tenaga yang tersisa hanya bisa dimanfaatkan untuk memasak santapan shaur.
Tak perlu bekecil hati untukmu para ibu. Ramadhan justru adalah bulan training bagi kita. Untuk senantiasa memperbaiki kualitas manajemen waktu agar segala amanah Allah kepada kita sebagai ibu dapat tertunaikan dengan baik. Perlu ada persiapan dan perencanan khusus agar kita tetap dapat merasakan spirit Ramadhan meskipun tidak seoptimal biasanya.
Pertama, kenali diri. Jangan membebani diri lebih dari yang ibu mampu untuk melaksanakannya. Jika ibu adalah perempuan yang hamil dan menyusui sedangkan ibu merasa lemah ketika shaum, tak ada salahnya ibu mengambil keringanan yang Allah berikan sebagai wujud kasih sayang Nya.
Kedua, tetapkan target. Baik itu target minimal membaca Quran, tarawih, sedekah, dan perbuatan baik lainnya. Jangan lupa, bahwa aktivitas ibu selama mengurus rumah tangga juga merupakan kebaikan yang tidak ternilai. Maka bersenang hatilah dalam menjalankannya, ingatlah bahwa Allah akan melipat gandakan pahala.
Ketiga, buatlah pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Masak tak perlu yang berlebihan, buat menu simpel, sehat dan ekonomis. Bahan sayuran dan bumbu bisa dipersiapkan secara massal sehingga tinggal digunakan ketika waktunya memasak. Pekerjaan rumah dicicil saat mengurus anak.
Keempat, jangan lupa bahwa ada kewajiban tambahan sebagai seorang muslimah, yaitu amar ma’ruf nahyi munkar. Oleh karena itu mendatangi majelis ilmu dan menyampaikan dakwah Islam juga perlu menjadi aktivitas yang wajib. Kelima, ajaklah anak dan suami bekerja sama dalam menjalankan target ibadah Ramadhan.
Ramadhan sudah hampir di penghujung. Tak ada salahnya jika kita semakin memperketat ibadah. Banyak peran yang dapat kita lakukan yang bernilai pahala di sisi Allah. Sebagai seorang ibu, seorang istri, anak, anggota masyarakat, dsb. Oleh karena itu mari kita manfaatkan waktu Ramadhan ini dan lanjutkan ketaqwaan setelah Ramadhan usai. Wallahualam bishowab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.