NEY YORK –Demonstrasi di Iran menjadi pembahasan dalam Rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Rapat tersebut merupakan tindaklanjut dari desakan AS terhadap PBB terkait konflik yang terjadi di Iran.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan rapat ini penting karena Iran sudah sejak lama diingatkan mengenai penghinaan hak-hak rakyat oleh rezim di negara tersebut.
“Secara tidak sadar berhubungan dengan orang-orang di Iran yang mencari kebebasan untuk diri mereka sendiri, kemakmuran bagi keluarga mereka dan harga diri untuk negara mereka. Kami tidak akan diam. Tidak ada usaha tidak jujur seperti menyebut demonstran sebagai ‘boneka kekuatan asing’ bisa mengubahnya,” kata Haley seperti dikutip dari CNN, Sabtu (6/1/2018).
Duta Besar Prancis untuk PBB, Francois Delattre, menilai demo di Iran tidak mengancam perdamaian serta keamanan internasional sehingga AS tak seharusnya khawatir.
“Kita harus waspada terhadap upaya mengeksploitasi krisis (demo di Iran) untuk tujuan pribadi, yang justru akan membuahkan hasil yang bertentangan dan terpisah dengan apa yang diharapkan,” kata Francois.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia juga menyampaikan pendapat serupa. Menurutnya, langkah AS memanfaatkan situasi Iran saat ini untuk mengganggu kesepakatan nuklir Iran.
Wakil Duta Besar Cina untuk PBBÂ Wu Haitao pun menganggap pembahasan demonstrasi dalam DK PBB tidak menjadi solusi masalah internal Iran.
Demo di Iran terjadi sejak akhir Desember lalu. Ribuan orang di beberapa kota seperti Teheran, Kermanshah, Sari, Mashad, dan Kashmar turun ke jalan memprotes kenaikan harga dan dugaan korupsi yang meluas.
Duta Besar Iran untuk PBB Gholamali Khoshroo menilai bahwa AS telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai anggota DK PBB dengan meminta pertemuan untuk membahas demo tersebut di rapat PBB.
“Sangat disayangkan, meski ada perlawanan dari beberapa anggotanya, dewan ini telah membiarkan dirinya dianiaya oleh pemerintahan AS yang mengadakan sebuah pertemuan mengenai sebuah isu yang berada di luar kewenangannya,” katanya. Â []