Oleh: Felix Siauw
KITA terlalu banyak memikirkan hal yang sebenarnya tak dibebankan pada kita, atau merasa harus memiliki apa yang sebetulnya tak perlu, ini yang menambah beban dalam hidup kita.
Sebenarnya, kita hanya memerlukan hal yang sederhana dalam hidup ini, dan bahagia itu tidak tergantung oleh banyaknya yang kita punya, tidak pula pada terpenuhinya semua keinginan.
Rasa lapar ada batasnya, tapi keinginan untuk makan tak terbatas. Keperluan kita tertentu, tapi keserakahan itu tak punya definisi. Tentukan nilai cukup, maka kita tak mudah terombang-ambing dunia/
Ingat baik-baik, bahwa semua yang fana itu pasti ada batasnya, akan berakhir, dan makin berkurang bila dinikmati. Maka jangan cukupkan diri mencari yang fana, carilah yang abadi dan kekal
Sama seperti ikan di tangan saya, hasil tangkapan nelayan di belakang saya, dia tak merasa bahagia seperti saya sebab sudah biasa. Bagi saya, saya bahagia tanpa harus menangkap sendiri
Bahagia pun tak semua kekal adanya, sebab bahagia yang hakiki adalah bila itu didapatkan di ujung taat. Maka yang memberinya adalah Allah, Dia semai dalam hati kita bahagia itu
Dalam ketaatan, ada bahagia dalam sulit, dalam lelah, dalam kehilangan dan juga pengorbanan. Ada bahagia bahkan dalam perpisahan, ada bahagia dalam kematian, sebab semua di jalan Allah
Mengapa kita masih mencari bahagia pada sesuatu yang akan hilang? Sementara Sang Pemberi Bahagia malah kita jauhi? Bukankah harusnya kita malah mendekati sumber bahagia?
Taatlah pada Allah, cintai Allah melebihi semua makhluk, cintai apa yang Allah beri berupa keimanan, cintai pula dakwah, insyaAllah manisnya hidup akan kita rasa, bahagia akan mengikuti kemana pergi. []